PR TASIKMALAYA – Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memperingatkan soal munculnya klaster baru dari aksi demostrasi tolak UU Cipta Kerja.
“Berbagai seruan, nyanyian, maupun teriakan dari peserta demonstrasi tersebut tentu mengeluarkan droplet dan aerosol yang berpotensi menularkan virus, terutama Covid-19,” kata Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Dr. M Adib Khumaidi, SpOT.
Adib menambahkan, peristiwa demonstrasi yang mempertemukan ribuan, bahkan puluhan ribu orang yang sebagian besar tidak hanya mengabaikan jarak fisik, namun juga tidak mengenakan masker berpotensi tinggi memunculkan klaster baru.
Baca Juga: Jaga Nutrisi, Berikut ini Suplemen Penting Bagi Ibu Hamil
“Banyaknya demonstran yang datang dari kota atau wilayah berbeda, jika terinfeksi dapat menyebarkan virus saat kembali ke komunitasnya,” jelasnya.
Adib menambahkan, IDI hanya bertugas untuk mengingatkan demonstran dari segi kesehatan, bukan menilai mengapa orang-orang tersebut terlibat dalam demonstrasi.
“Dalam hal ini, kami menjelaskan kekhawatiran kami dari sisi medis, dan berdasarkan sains. Hal yang membuat sebuah peristiwa terutama demonstrasi berisiko lebih tinggi daripada aktivitas yang lain. Bahkan diperkirakan akan terjadi lonjakan masif yang akan terlihat dalam waktu 1-2 minggu mendatang,” lanjutnya.
Baca Juga: Indonesia Tunjuk Konsul Kehormatan di Durban untuk Tingkatkan Diplomasi Ekonomi
Saat ini, para tenaga medis dan fasilitas kesehatan sudah sangat kewalahan menangani jumlah pasien Covid-19 yang terus bertambah.
“Total ada 132 dokter wafat akibat Covid. Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 68 dokter umum (4 guru besar), dan 62 dokter spesialis (5 guru besar), serta 2 residen,” ujarnya.