Cek Fakta: Beredar Voice Note Seorang Wanita Menangis Sebut Keadaan Mencekam usai Satu Pasien Terinfeksi Covid-19 Meninggal, Tinjau Klarifikasi RSHS Bandung

- 21 Maret 2020, 08:16 WIB
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.*
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Maraknya pemberitaan terkait virus corona yang dibumbui, seiring dengan meningkatnya jumlah terinfeksi yang semakin hari semakin meningkat.

Masyarakat Indonesia diserang dengan berbagai kabar mengejutkan tentang kisah pasien terinfeksi virus corona, dari cerita pasien yang kabur hingga pasien meninggal dunia.

Seakan diprediksi menjadi trending topik dalam satu bulan kedepan, sejak kemunculannya pada 2 Maret 2020 lalu, tagar Covid-19 tengah ramai diperbincangkan di berbagai platform media sosial.

Baca Juga: Di Tengah Kebijakan Social Distancing akibat Wabah Corona, Sekelompok Gajah Mabuk Anggur Jagung 30 Kilogram

Baca Juga: Laga Federasi Sepak Bola Eropa Ditunda Setahun, Penamaan Euro 2020 Tak akan Diganti

Baca Juga: Pikobar Dirancang Hanya dalam Seminggu, Gubernur Ridwan Kamil Beri Apresiasi Tim IT Jawa Barat

Kabar yang tersiar dan cukup membuat sejumlah masyarakat dirundung kekhawatiran dengan beredarnya sebuah voice note yang meperdengarkan seorang wanita tengah berbicara sembari terisak menangis menginformasikan keadaan mencekam di RSUP dr. Hasan Sadikin.

Voice note yang beredar melalui pesan berantai WhatsApp pada 20 Maret 2020 kemarin itu berisi suara ketakutan seorang wanita karena mendapati temannya meninggal dunia, yaitu residen anestesi.

Tidak habis sampai disitu, ia juga menyatakan bahwa keadaan RSHS saat ini sangat menakutkan usai 2 orang yang di isolasi dan 5 orang susepct Covid-19 yang membuat semua tenaga tidak diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing karena dianggap telah terpapar.

Baca Juga: Dianggap Susah Menerapkan Work From Home, PFI Bagikan 1.000 Masker untuk Jurnalis Foto di Jakarta

Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, Pemesanan Stok Obat ARV ke India Sulit Dilakukan

Baca Juga: Sempat Dikabarkan Positif Covid-19, Putra Tjahjo Kumolo Bantah dengan Tegas dan Sebut Kakak Iparnya yang Positif

Berdasarkan voice note yang telah didengarkan PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari yang beredar lewat pesan berantai WhatsApp, diketahui wanita itu memiliki seorang adik, dan menimbau kepadanya agar tidak menerima tamu didalam rumah guna mencegah terpapar virus corona.

Dengan beredarnya voice note ini, kekhawatiran dan kegelisahan masyarakat semakin menjadi, pasalnya si pembuat voice note seolah-olah menginformasikan berita sebenarnya karena ia menarasikannya sembari menangis ketakutan.

Selain itu, dampak kerugian yang dimunculkan voice note ini juga nantinya akan sangat dirasakan pihak rumah sakit, sebab opini publik atas keterbukaan sebuah rumah sakit dalam menangani terinfeksi Covid-19 masih akan terus dipertanyakan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, Sabtu 21 Maret 2020: Puspahiang dan Cihideung akan Diterpa Hujan Ringan dari Siang hingga Malam

Baca Juga: Termasuk Anaknya, Tiga Orang Dekat Menteri Tjahjo Kumolo Dikonfirmasi Positif Virus Corona

Baca Juga: Antisipasi Corona, Ruang IGD RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Disterilkan dengan Disinfektan

Tak cukup sampai disitu, isi yang hendak diungkap dalam voice note ini juga mengundang ketakutan masyarakat untuk berobat ke rumah sakit bersangkutan. Terlebih, ia menyebut semua tenaga medis sudah dianggap terpapar.

Namun, setelah dilakukan penelusuran oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com melalui akun Twitter resmi RSHS Bandung @rshsbdg, terkait voice note yang beredar di masyarakat kemarin terkait kondisi yang diejlaskan, dapat dipastikan hoaks atau bohong.

Tim manajemen RSHS Bandung sendiri telah mengeluarkan surat edaran balasan sebagai upaya penangkal hoaks dari voice note yang tengah beredar di masyarakat tersebut.

Baca Juga: Termasuk Anaknya, Tiga Orang Dekat Menteri Tjahjo Kumolo Dikonfirmasi Positif Virus Corona

Baca Juga: Tidak Terganggu Wabah Corona, Tahapan Pilkada Bupati Tasikmalaya Dipastikan Tetap Berjalan

Baca Juga: Pemerintah Kota Tasikmalaya Keluarkan Surat Edaran Terkait Larangan Penimbunan Kebutuhan Bahan Pokok

"Dengan ini kami klarifikasi bahwa tidak benar ada residen anestesi meninggal karena Covid-19. Sampai saat ini tidak ada petugas kesehatan yang diisolasi, dan tidak ada 5 yang suspect.

"Adapun bagi petugas kesehatan yang kontak erat dengan pasien positif sesuai pedoman pencegahan dan penanggulangan Covid-19 Kementerian Kesehatan, mereka tergolong dalam ODP (Orang Dalam Pemantauan) yang dijamin dan dipantau kesehatanya oleh manajemen RSHS, 10 orang petugas kesehatan telah di tes Covid-19 dan seluruhnya negatif," seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitter @rshsbdg.

Dalam rangka meluruskan pemahaman masyarakat, manajemen RSHS juga menegasakan bahwa pihaknya sudah menginformasikan secara resmi pasien yang dikabarkan meninggal dunia karena terinfeksi virus corona bukan terjadi di RSHS.

Baca Juga: Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat: Pergeseran Anggaran Bisa Dilakukan Guna Tangani Persoalan Corona

Baca Juga: Menjadi Episentrum Pandemi Global Covid-19, Ferrari dan Fiat Buat Ventilator untuk Pasien di Italia

Baca Juga: Resmi Diluncurkan, Kepala Staf Kepresidenan: Kartu Pra Kerja Bukan untuk Gaji Pengangguran

Pasien yang dimaksud itu, meninggal bukan karena terinfeksi Covid-19, melainkan penyakit penyerta atau commorbid, seperti keadaan pasien meninggal terinfeksi Covid-19 di RS lain.

"Mengenai pasien terkonfirmasi Covid-19 yang meninggal sudah kami informasikan kepada masyarakat melalui media massa. Terkait pasien Covdi-19 yang meninggal, sebagaimana karakteristik pasien positif yang meninggal dirumah sakit lain, pasien di RSHS meninggal disebabkan adanya penyakit penyerta (commobid)," tangkapan layar surat edaran akun Twiter @rshsbdg.

Surat Edaran yang ditandatangai langsung Direktur Utama RSHS dr. R. Nina Susana Dewi juga menyebutkan bahwa pihak RSHS telah memberlakukan pengelolaan hygiene sanitasi yang sesuai dengan standar, sehingga menjamin kemanan dan keselamatan petugas dan masyarakat di lingkungan sekitar RSHS.

Baca Juga: Tidak Terganggu Wabah Corona, Tahapan Pilkada Bupati Tasikmalaya Dipastikan Tetap Berjalan

Baca Juga: Positif Covid-19 di Indonesia Melesat Naik jadi 369, 32 Kasus Baru Dikonfirmasi Berasal dari DKI Jakarta

Baca Juga: Terkait Dugaan Penyalahgunaan Narkoba, Vanessa Angel Akui Dapat dari Mantan Pengacaranya

Tidah hanya itu, pihak manajemen juga mengimbau kepada masyarakat agar selalu barhati-hati dalam menerima informasi, dengan selalu memastikan informasi tersebut valid atau tidak, sebelum disebarkan ke orang lain.

Terkait pemberitaan resmi RSHS Bandung, masyarakat dapat mengakses melalui website Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Facebook (rshsbdg), IG (rshs_bandung) dan Twitter (rshsbdg).

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, maka terkait voice note yang beredar menyebut ada resisten anestesi meninggal, 2 orang isolasi dan 5 orang suspect virus corona, dapat dipastikan masuk dalam konten HOAKS.

*** 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x