Akibat Pandemi Covid-19, Pemesanan Stok Obat ARV ke India Sulit Dilakukan

- 21 Maret 2020, 09:15 WIB
Jumlah kasus virus corona di Indonesia bertambah dari 309 menjad 369, total pasien yang sembuh pun bertambah menjad 17 orang.
Jumlah kasus virus corona di Indonesia bertambah dari 309 menjad 369, total pasien yang sembuh pun bertambah menjad 17 orang. /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Mewabahnya pandemi Covid-19 telah membawa dampak pada berbagai sektor di Indonesia. Salah satunya adalah dunia kesehatan atau dalam hal ini pembelian obat ARV,

Pembelian obat ini sudah diputuskan oleh Kemenkes untuk menutupi krisis kekosongan obat ARV yang banyak terjadi di layanan kesehatan di Indonesia.

Namun, pembelian obat ARV kini mendadak terhambat seiring sulitnya penerbangan dari India dalam mendatangkan obat yang sudah dipesan tersebut.

Baca Juga: Sempat Dikabarkan Positif Covid-19, Putra Tjahjo Kumolo Bantah dengan Tegas dan Sebut Kakak Iparnya yang Positif

Padahal sejauh ini, mayoritas obat ARV untuk orang dengan HIV/AIDS di Indonesia memang didatangkan dari India.

Ini menjadi sulit didatangkan karena perusahaan penerbangan yang biasa digunakan untuk mengangkut obat ARV ini mendadak membatalkan penerbangannya selama dua minggu kedepan. Terlebih tidak ada jaminan setelah dua minggu tersebut layanan pengirimannya bisa dilakukan.

Pun begitu, Direktur Eksekutif LSM Indonesia AIDS Coalition Aditya Wardhana turut menyampaikan pandangannya. Pengiriman ARV menggunakan pesawat dari maskapai yang berbeda dibutuhkan penyesuaian dalam dokumen impor yang sudah terlanjur dikeluarkan untuk memastikan obat ini tidak akan tertahan di bea cukai bandara di Jakarta.

Baca Juga: Banyak yang Belum Patuhi Aturan, Gugus Tugas Pencegahan Corona Tegur Tempat Hiburan Malam di Tasikmalaya

“Kemenkes harus memikirkan ekses dari Covid-19 terhadap ketersediaan obat esensial misalnya semacam obat ARV ini," kata Aditya melalui rilis yang diterima Humas Pemprov Jabar pada Jumat, 20 Maret 2020.

Aditnya menambahkan, ada beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah Indonesia agar kebutuhan obat tersedia.

Beberapa diantaranya adalah Kemenkes harus mengidentifikasi kebutuhan obat, baik untuk program penanggulangan AIDS nasional maupun suplai obat bagi masyarakat umum serta menghitung kecukupan stoknya yang ada saat ini.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Voice Note Seorang Wanita Menangis Sebut Keadaan Mencekam usai Satu Pasien Terinfeksi Covid-19 Meninggal, Tinjau Klarifikasi RSHS Bandung

"Langkah kedua yang harus dilakukan adalah mengumpulkan segenap stakeholder yang terkait dengan tata niaga obat ini, baik dari sisi pemerintah maupun sektor swasta, guna mendapatkan informasi mendalam serta memetakan potensi dampak dari Covid-19 terhadap kecukupan stok obat-obatan di Indonesia," ucapnya sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com melalui situs resmi Pemprov Jabar.

Menurutnya, cara seperti ini akan dapat memetakan mana obat-obatan yang bisa diproduksi secara mandiri di dalam negeri dan mana yang masih bergantung pada impor dari negara lain.

Baca Juga: Di Tengah Kebijakan Social Distancing akibat Wabah Corona, Sekelompok Gajah Mabuk Anggur Jagung 30 Kilogram

Dengan begitu, Kemenkes harus mencari solusi untuk menjaga tingkat pasokan dari obat-obatan yang stoknya minim dan masih harus didatangkan dari negara lain.

"Kemenkes secara serius harus mulai bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia untuk mempromosikan penggunaan obat yang rasional (Rationale Use of Medicines) guna menghemat stok obat yang masih tersedia saat ini di dalam negeri.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Situs Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat Humas Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x