Pengembangan Obat Modern Asli Indonesia Jadi Fokus Kemenperin

- 14 Oktober 2020, 16:32 WIB
Ilustrasi obat.*
Ilustrasi obat.* /Pexels./

Pada tahun 2024, diharapkan OHT sudah dapat diproduksi. Sedangkan pada tahun 2026 sudah dapat menghasilkan fitofarmaka.

“Dalam pengembangan produk OMAI ini tentunya membutuhkan dukungan dan kerja sama dengan pihak terkait lainnya melalui kolaborasi dengan lembaga litbang, industri obat tradisional atau farmasi dan stakeholder lainya,” tuturnya.

Di lain pihak, pada kunjungan kerjanya ke BKK Jakarta pada Selasa, 13 Oktober 2020, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pihaknya bertekad untuk semakin memperkuat struktur manufaktur dan meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan.

Baca Juga: Pemerintah Provinsi Jawa Barat Rekrut Relawan Medis untuk Ditempatkan Di Depok

Oleh karenanya, kedua industri strategis tersebut, telah dimasukkan ke dalam sektor tambahan yang mendapat prioritas pengembangan pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Salah satu yang sedang difokuskan dalam membangun sektor industri nasional adalah ketersediaan bahan baku dan bahan penolong. Ini salah satu isu strategis yang sedang menjadi perhatian kami,” imbuhnya.

Ia juga menegaskan, kemandirian Indonesia di sektor industri farmasi dan alat kesehatan merupakan hal yang penting, terlebih dalam kondisi kedaruratan kesehatan seperti saat ini.

Baca Juga: Ingatkan Wisudawan untuk Bangun Integritas Diri, Sri Mulyani: Uang Adalah Godaan yang Besar

Demikian, diharapkan program pengurangan angka impor hingga 35 persen pada akhir tahun 2022.

Kemenperin mencatat pada triwulan I tahun 2020, industri kimia, farmasi dna obat tradisional tumbuh positif sebesar 5,59 persen.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x