Komunitas Kresek Kudus, Ubah Sampah jadi Beasiswa Sekolah

28 Oktober 2020, 19:34 WIB
Basecamp Kresek di Rumah Gunadi, Barongan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Selasa, 27 Oktober 2020.* //Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

PR TASIKMALAYA -  Komunitas Kreasi Sampah Ekonomi Kota (Kresek) di Kabupaten Kudus, merupakan wadah yang mau berperan aktif dalam kelestarian alam.

Komunitas sosial ini berfokus pada permasalahan lingkungan, terutama permasalahan sampah dan cara mengelolanya.

Bahkan dari hasil sedekah sampah, kemudian mereka pilah dan jual. Hasil dari penjualan, mereka manfaatkan, di antaranya untuk beasiswa sekolah.

Baca Juga: Minta Jokowi Tak Manjakan Anak Muda, Megawati: Apa Sumbangsih Kalian untuk Bangsa? Masa Hanya Demo

Di momen Hari Sumpah Pemuda ini, peranan generasi kini memang sangat dibutuhkan. Terutama untuk bersama-sama membangun bangsa, supaya menjadi lebih baik lagi.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Pemprov Jateng, Komunitas Kresek kembali memulai langkah sederhana namun nyata dan konsisten yang dilakukan oleh sekelompok anak muda.

Ketua Komunitas Kresek Faesal Adam menceritakan sekilas tentang komunitas tersebut.

Baca Juga: Jokowi Terbitkan Perpres, KPK Dapat Ambil Alih Kasus yang Ditangani Kejagung-Polri

Usai komunitas terbentuk, Faesal dan kedua temannya merekrut anggota supaya lebih banyak lagi. Mereka mengajak teman dekat seperti teman sekolah, teman kuliah, atau para pemuda lain untuk bergabung bersama dalam Kresek.

Setelah terkumpul beberapa anggota, mereka melakukan sejumlah kegiatan. Mulai dari aksi lingkungan dalam bentuk penanaman pohon, garuk sampah, kampanye diet kantong plastik, biopori, ecobrick, dan lainnya. Selain juga melakukan kampanye di media sosial.

Kegiatan lainnya ialah sedekah sampah, yakni pengumpulan sampah yang hasil penjualannya digunakan untuk kegiatan sosial, lingkungan, dan pendidikan.

Baca Juga: 4 Tips Cegah Timbulnya Bintik Hitam pada Pakaian

“Beasiswa, tidak hanya uang, juga pelatihan soft skill,” kata Faesal.

Tercatat, ada 10 anak yang telah mendapatkan beasiswa sekolah. Mereka rata-rata duduk di bangku SMA.

Selain beasiswa, juga mendapatkan pelatihan soft skill seperti public speaking, pelatihan peduli lingkungan, dan sebagainya.

Baca Juga: Suntikan Modal dari Crowd Funding Bisa Jadi Alternatif Penguatan UMKM

Program sedekah sampah ini, jelasnya, merupakan hasil penjualan sampah yang dikumpulkan dari warga.

Teknisnya, warga menyerahkan sampah lebih dulu, baik dalam jumlah kecil maupun besar. Untuk sampah dalam jumlah besar, pihaknya siap mengambilnya.

Sedangkan bila dalam jumlah kecil, cukup diserahkan ke kantor sekretariat Kresek di Rumah Gunadi Barongan, Kudus.

Baca Juga: Kecewa Tiongkok Relokasi ke Vietnam, BKPM Usulkan Gratis Sewa Lahan 10 Tahun Bagi Investor Asing

Usai sampah terkumpul, selanjutnya anggota memilah sampah, seperti memisahkan sampah jenis botol, kardus, marga, besi, botol kaca, botol plastik, minyak jelantah.

“Jika sudah banyak, dijual. Biar kita mandiri keuangan,” beber Faesal.

Ia mengemukakan, alasan merekrut anggota dari kalangan muda karena mereka merasa geram dengan masyarakat yang belum sadar untuk membuang sampah pada tempatnya.

Baca Juga: Pajang Karikatur Cabul Erdogan, Pejabat Turki Kutuk Keras Majalah Charlie Hebdo

Padahal membuang sampah pada tempatnya ialah tindakan sederhana. Maka pemuda pun bergerak untuk peduli gerakan tersebut.

“Termasuk mengapa kita memberikan beasiswa pendidikan kepada anak SMA. Karena kita ingin agar mereka dari SMA berpikir untuk mencintai lingkungan,” lanjutnya.

Jumlah sampah yang terkumpul biasanya dijual sebulan sekali. Dengan jumlah sampah yang dikumpulkan, seperti minyak jelantah 100 kg, dan sampah lainnya hampir 200 kg.

Baca Juga: Polda Sulsel Musnahkan 14,6 Kg Sabu, Kapolda: Akumulasi dari Kasus Pengungkapan Narkotika

Di Hari Sumpah Pemuda, ia berharap semakin banyak pemuda yang peduli lingkungan. Setidaknya hal itu akan membuat Kudus lebih bersih. Bahkan, sebagai anak muda dia mengajak agar pemuda melakukan apa yang bisa dilakukan.

“Tidak usah menunggu hal lain. Lakukan sebisa mungkin, walaupun ada keterbatasan,” sambungnya.

Hal senada juga dilakukan para remaja yang tergabung dalam komunitas Tumbuh Garden, dengan fokus pada kegiatan urban farming.

Baca Juga: 6 Cara Ampuh Hilangkan Noda Hitam dan Jamur pada Pakaian

Anggota Komunitas Tumbuh Garden, Muhamad Rasyid Sabri mengatakan, pihaknya bergerak dalam kegiatan tanam menanam, seperti, membikin taman.

“Membentuk urban farming di sini di tengah kota, baik tanaman hias, tanaman sayuran, dan buah,” kata Rasyid.

Penerima beasiswa Kresek, Yunita Widyas Putri Wardani mengaku senang mendapatkan beasiswa. Sebab selain bisa melanjutkan pendidikannya melalui beasiswa, juga mendapatkan pengetahuan kemampuan lain.

Baca Juga: Charlie Hebdo Muat Karikatur Erdogan, Jubir Presiden Turki: Kami Mengutuk Upaya Menjijikan!

“Senang mendapatkan beasiswa, tidak hanya uang, tapi juga pelatihan kemampuan lainnya. Seperti belajar tanaman, lingkungan,” kata Yunita.

Seorang pendonasi sampah, Firda Novi Antika menyampaikan, dia membawa sampah kardus dan botol ke komunitas Kresek. Dia berharap agar upaya sedekah sampah dari Kresek bisa lebih maju lagi.

“Sehingga dapat membantu termasuk anak sekolah. Bisa lebih banyak yang dapat,” kata Firda.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Tags

Terkini

Terpopuler