PR TASIKMALAYA – Majalah mingguan Prancis, Charlie Hebdo, memuat karikatur Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Karikatur tersebut menunjukkan Erdogan duduk dengan kaos dan celana dalam putih, memegang minuman kaleng bersama dengan seorang wanita yang mengenakan jilbab Islami.
Di mana menurut pejabat tinggi Turki, karikatur tersebut dinilai telah merendahkan Presiden Turki Erdogan.
Baca Juga: The Conjuring 3 Segera Tayang, Ini Alur Ceritanya
Oleh karena itu, mereka mengutuk hal tersebut dan menyebut hal itu merupakan upaya yang menjijikan untuk menyebarkan budaya rasisme dan kebencian.
Karikatur tersebut menjadi bahan bakar untuk meningkatkan tensi perselisihan antara Turki dan Prancis.
Sebelumnya, karikatur Nabi Muhammad yang ditunjukan seorang guru di kelas, sebagai pembelajaran terkait dengan kebebasan berekspresi.
Baca Juga: Hasil Liga Champions: Dua Klub Asal Inggris, Manchester City dan Liverpool, Raih Kemenangan
"Kami mengutuk keras publikasi majalah Prancis, yang tidak menghormati setiap kepercayaan, kesucian, dan nilai, tentang presiden kita,” ujar Ibrahim Kalindikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.
“Mereka hanya menunjukan kevulgaran dan ketidakbermoralan mereka sendiri. Itu merupakan serangan terhadap hak personal, bukan humor dan kebebasan berekspresi,” sambungnya.