Terkontaminasi OPTK, Jahe Impor Asal Vietnam dan Myanmar Bernilai Puluhan Miliar Dimusnahkan

23 Maret 2021, 10:40 WIB
Sebanyak 108 ton Jahe impor asal Vietnam dan Myanmar dimusnhakan Badan karantina Pertanian RI (Barantan) setelah diketahui terkontaminasi OPTK.* /Pikiran Rakyat/Dodo Rihanto/

PR TASIKMALAYA- Badan Karantina Pertanian Republik Indonesia (Barantan RI) memusnahkan 108 ton jahe impor di perusahaan pemusnah limbah PT Triguna Pratama Abadi (TPA), Karawang, Senin, 22 Maret 2021.

Sebelum dilakukan pemusnahan, Kepala Barantan RI, Ali Jamil dalam sambutannya mengatakan, bahwa jahe impor tersebut diketahui berasal dari negara Vietnam dan Myanmar.

Berdasarkan keterangan Barantan RI, pemusnahan jahe impor bernilai puluhan miliar itu dikarenakan rempah tersebut diketahui terkontaminasi Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), busuk, dan masih mengandung tanah dari negara asalnya.

Baca Juga: Berminat Jadi Ajudan Ridwan Kamil? Simak Rincian Persyaratan JFL 2021 dan Kriteria yang Dicari

Diketahui, jahe impor seberat 108 ton itu sebelumnya telah diamankan Balai Besar Karantina Tanjung Priok.

Selain itu, alasan lain jahe impor asal dua negara itu dimusnahkan ialah karena tidak memenuhi syarat sebagai jahe yang harus masuk ke Indonesia.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Impor dari Vietnam dan Myanmar, 108 Ton Jahe Mengandung OPTK Berujung Pemusnahan", dituturkan Kepala Barantan jahe impor yang dimusnakan itu dikemas dalam 4 kontainer.

Baca Juga: Miliki Harapan Hidup yang Tinggi, Simak 3 Fakta Tentang Down Syndrome

"Jahe yang terkontaminasi itu dikemas dalam 4 kontainer, dengan rincian 54 ton dari Vietnam dan 54 ton dari Myanmar," ujar Ali.

Dikatakan, biaya pemusnahan sepenuhnya ditanggung pemilik barang (importir). Pemusnahan dilakukan untuk melindungi para konsumen di Indonesia.

Menurut Ali, pihaknya menunjuk PT TPA yang berlokasi di wilayah Karawang Timur untuk memusnahkan jahe itu karena Barantan belum memiliki insinerator atau alat pembakaran limbah bersuhu tinggi.

Baca Juga: Fahri Hamzah: Orang yang Dipenjara Bisa Tinggal di Istana dan Sebaliknya

"Jahe ini akan disemprot pestisida kemudian dibakar di dalam insinerator," ujarnya.

Dijelaskan juga, selain memusnahkan jahe impor itu, pihaknya telah melayangkan surat teguran tertulis kepada negara pengirimnya.

Mereka diingatkan agar tidak mengirim barang yang telah terkontaminasi ke Indonesia.

Baca Juga: Preview Pertandingan Grup C Piala Menpora 2021: Madura United vs PSS Sleman

Menurutnya, OPTK serta tanah yang melekat di jahe bisa membahayakan pengguna jahe tersebut. Apalagi dalam OPTK dan tanah itu telah membawa beberapa serangga yang berkembang di dalam kontainer.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat, Dedi Mulyadi, yang turut dalam acara pemusnahan itu menyebutkan, pihaknya tidak menginginkan adanya jahe impor.

Hal itu dilakukan agar petani Indonesia bisa menanam sendiri jahe berkualitas.

Baca Juga: Konsisten Minta Tayangan Atta Aurel Diberi Sanksi, KPID Jabar: Hak Publik Dapatkan Konten Bermutu Diingkari

"Kita memiliki lahan yang luas dan para petani andal. Mestinya kita tidak perlu impor Jahe," kata Dedi Mulyadi.

Namun demikian, Dedi enggan berkomentar saat ditanya terkait rencana impor beras. "Nanti saja, kita bahas jahe saja dulu," ujar Dedi Mulyadi singkat.***(Dodo Rihanto/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler