Target Kurangi Sampah Plastik hingga 70 Persen, Kepala BRSDM Sebut 5 Kunci Utama Agar Berhasil

9 Desember 2020, 20:15 WIB
Ilustrasi sampah. //Pixabay/

PR TASIKMALAYA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) mengembangkan bahan yang berasal dari biota laut untuk menangani masalah limbah plastik.

"Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurani 70 persen sampah laut pada tahun 2025, sebagaimana tertyang dalam Rencana Aksi Sampah Laut,” terang Kepala BRSDM Sjarief Widjaja.

Sebuah rencana kerja sama di tingkat nasional yang bertujuan untuk mengembangkan kebijakan dalam mengurangi dan menanggulangi sampah laut.

Baca Juga: Ditolak Balikan, Seorang Pemuda Tega Menusuk Kekasih Mantan Pacar dengan Pisau hingga Terluka Parah

Bioplastik yang terbuat dari bahan biologi atau biomassa dapat menjadi sumber alternatif yang aman dan ramah lingkungan.

Dengan alasan tersebut, munculah gagasan untuk mengembangkan biota laut menjadi bioplastik.

Biota laut yang potensial untuk dijadikan bioplastik salah satunya adalah chitosan yang berasal dari cangkang kepiting serta agar-agar dan krustasea.

Selain itu ada karagenan yang dihasikan makroalga laut.

Baca Juga: Tingkatkan Kepercayaan Rakyat, Bareskrim Polri Selamatkan Triliunan Uang Negara dari Tindak Korupsi

"Dukungan dari pemerintah, industri, dan ilmuan sangat dibutuhkan unuk mendorong penelitian dan pengembangan bioplastik berbasis biota laut," sebutnya.

Dalam rangka membahas masalah tersebut, KKP telah mengadakan acara virtual International Conference on Marine Fisheries Product Processing and Biotechnnology 2020 pada Selasa, 8 Desember 2020 kemarin.

Dengan diadakannya kegiatan itu, diharapkan akan dihasilkan inovasi dan mendukung rencana aksi untuk menyelesaikan masalah berkenaan dengan limbah plastik di lautan.

Sjarief memaparkan lima kunci agar aksi yang dilakukan berhasil, yakni dengan fokus terhadap peningkatan pengelolaan sampah, mengurangi atau mengganti penggunaan plastik.

Baca Juga: Hasil Hitung Cepat Terkini, Pasangan Iwan–Iip alias ‘WANI’ di Kabupaten Tasikmalaya Terpantau Unggul

Lalu mendesain ulang produk dan kemasan dari plastik agar dapat didaur ulang, menggandakan tempat pengumpulan sampah plastik, dan memperluas fasilitas pembuangan sampah.

"Jika rencana tersebut dilaksanakan dengan baik, Indonesia Plastic Action Partnership (NPAP) memproyeksikan hal itu dapat mengurangi jumlah plastik yang masuk ke laut hingga 70 persen pada tahun 2025,” ungkap Sjarief.

“Dan dapat mendekati nol pada tahun 2040, karena hingga 16 juta ton plasik akan dicegah agar tidak bocor ke laut sampai tahun 2040," jelas Dia.

Demi mencapai hal itu, BRSDM bergabung dengan proyek Plastik Innovation Hub antara Autralia-Indonesia yang berlangsung selama tiga tahun dan menciptakan kemitraan lintas sektor sebagai proyek pertama di dunia dalam mendorong transisi menuju ekonomi nol sampah plastik laut.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler