Kembali Eksplorasi Gas Alam di Perairan Mediterania, Turki Tuai Kecaman Negara Uni Eropa

- 16 Oktober 2020, 20:47 WIB
Perairan Mediterania
Perairan Mediterania //Google Maps

 

PR TASIKMALAYA – Turki memulai kembali explorasi gas alam di perairan Mediterania melalui kapal surveinya.

Perairan Mediterania sendiri masih menjadi perebutan beberapa negara, yaitu Yunani dan Siprus.

Atas tindakannya itu, pemerintah Yunani dan Siprus mendesak agar Uni Eropa (UE) bertindak lebih keras kepada Turki.

Baca Juga: Bentrokan Kembali Terjadi, Gencatan Senjata Nagorno-Karabakh Menjadi Sulit

Hal itu disampaikan ketika dalam pertemuan Puncak UEpada Jumat 16 Oktober 2020.

Dua minggu setelah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) terakhir, dimana sanksi ekonomi menjadi pembahasan pada pertemuan tersebut.

UE sejauh ini gagal membujuk Ankara untuk berhenti menjelajahi perairan yang disengketakan oleh Yunani dan Siprus.

Pada Rabu 14 Oktober 2020, Turki mengatakan pihaknya memulai kembali operasi kapal survei yang ditariknya bulan lalu.

Baca Juga: Sebut Vaksin Covid-19 Tak Berlabel Halal Bisa Digunakan, Ma'ruf Amin: Dengan Penetapan Oleh Lembaga

"Saya sangat berharap bahwa kami akan dapat dengan kuat dan bulat mendukung Yunani dan Siprus melawan provokasi terbaru yang dibuat oleh Turki," ujar Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa, dikutip Tasikmalaya.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Pada awal pekan ini, Prancis dan Jerman mengatakan bahwa Turki hanya memiliki beberapa minggu untuk merevisi pendiriannya.

Selain itu juga, meminta untuk menghentikan apa yang juga mereka katakan sebagai provokasi.

Tetapi, Prancis dan Jerman menolak untuk memberikan ultimatum yang kuat seperti yang diinginkan Athena dan Nicosia.

Baca Juga: Kemnaker Salurkan BLT Subsid Gaji Termin II Mulai Akhir Oktober, Simak Syaratnya

Para pemimpin UE telah sepakat pada 2 Oktober 2020 untuk memberi Turki waktu hingga awal Desember sebelum mempertimbangkan sanksi ekonomi.

Selain itu, Jerman, yang sejauh ini memimpin pembicaraan diplomatik dengan Ankara, ingin memberikan kesempatan dialog karena hubungan perdagangan UE-Turki yang erat.

"Akan ada upaya untuk memberikan peringatan keras (kepada Turki)," kata seorang diplomat senior UE.

Baca Juga: Susun Strategi Penyaluran Vaksin Covid-19,  Berikut 6 Prioritas Kelompok Sasaran Penerima

Siprus frustasi karena selain kapal eksplorasi Turki di lepas pulau Yunani, Turki telah mengirim kapal lain ke zona ekonomi Siprus untuk melakukan survei seismik.

Siprus, anggota UE, juga marah karena otoritas Turki etnis Siprus telah membuka sebagian kembali kota pantai Varosha.

Varosha merupakan bekas kawasan resor yang dipagari dan ditinggalkan di tanah tak bertuan sejak invasi Turki 1974 yang membelah pulau itu.

Baca Juga: Ungkap Tujuan Cetuskan Omnibus Law, Sofyan Djalil: Luruskan 79 UU yang Saling Bertentangan

"Turki tetap konsisten dalam perilaku provokatif dan agresifnya," kata Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis pada Kamis di Brussels.***

 

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x