Benjamin Netanyahu: Tuntutan Hamas Tidak Dapat Diterima Israel

- 6 Mei 2024, 15:55 WIB
PM Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan bahwa tuntutan gencatan senjata Hamas tak dapat diterima pemerintahnya.
PM Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan bahwa tuntutan gencatan senjata Hamas tak dapat diterima pemerintahnya. /Reuters/Ammar Awad/

PR TASIKMALAYA - Beberapa keluarga dari sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza, Palestina, Minggu, 5 Mei 2024 waktu setempat menuntut perdana menteri Benjamin Netanyahu untuk menerima kesepakatan pertukaran sandera dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas. 

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dikatakan berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk tidak menyetujui kesepakatan yang akan mengakhiri perang Gaza dan menghentikan rencana Israel melakukan serangan darat terhadap kota Rafah di Gaza selatan.

Tak hanya itu, Benjamin Netanyahu menuduh Hamas membuat tuntutan yang tidak dapat diterima dan menegaskan kesiapan pemerintahnya untuk mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera.

"Hamas terus mengajukan tuntutan ekstrem. Tuntutan utama mereka adalah menarik semua pasukan dari Gaza, mengakhiri perang, dan membiarkan Hamas sendirian. Israel tidak dapat menerima persyaratan ini," ujar Perdana Menteri Netanyahu, sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Business Insider. 

Baca Juga: Angka Kelahiran dan Populasi Menurun, Pemerintah Vietnam Siapkan Sejumlah Strategi

Selama putaran terakhir perundingan tidak langsung dengan Hamas, dia mengatakan pemerintah Israel telah menunjukkan kesediaan untuk membuat konsesi, yang oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken digambarkan sebagai tindakan kemurahan hati.

Meski demikian, Perdana Menteri Israel menekankan bahwa pemerintahnya tidak akan pernah meninggalkan tujuan militernya di Gaza. Dia mengatakan penarikan Israel dari Gaza berarti menyerahnya Israel dan kemenangan besar bagi Hamas dan Iran.

Dia juga menegaskan bahwa Israel tetap siap menyetujui penghentian pertempuran untuk menjamin pembebasan warga Israel yang diculik, upaya tersebut dilakukan Israel untuk membebaskan 124 sandera dan kembali berperang.

"Kami telah menghabiskan beberapa minggu terakhir untuk mengatasi hal tersebut. waktu untuk mencapai kesepakatan yang akan membawa kembali orang-orang yang diculik,” tambahnya. 

Halaman:

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Business Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah