Network
PR TASIKMALAYA – Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University Oberta de Catalunya (UOC), delirium merupakan salah satu gejala yang menjadi pertanda bahwa seseorang terpapar Covid-19.
“Delirium merupakan suatu kondisi kebingungan, di mana seseorang merasa tidak terhubung dengan kenyataannya, seolah-olah mereka bermimpi,” jelas Javier Correa selaku peneliti UOC yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Hindu Business Line yang dikutip Kamis, 10 Desember 2020.
Javier bahkan mengimbau agar waspada terhadap gejala kebingungan seseorang di masa pandemic seperti ini.
Baca Juga: Di Tengah Kesuksesan Ayahnya Taklukan Pilpres AS, Hunter Biden Hadapi Penyelidikan Soal Urusan Pajak
“Kita perlu waspada, terutama dalam situasi epidemiologis seperti ini, karena seseorang yang menunjukkan tanda-tanda kebingungan tertentu, bisa saja merupakan indikasi dari delirium," sambung Javier.
Penelitian lainnya bahkan menyebutkan, infeksi virus covid-19 dapat mempengaruhi sistem saraf pusat, yang mana infeksi tersebut menimbulkan perubahan neurokognitif.
Salah satu cirinya adalah, sakit kepala yang disertai dengan delirium, serta adanya gangguan mental yang ditandai dengan diskoneksi kenyataan atau yang lebih dikenal dengan psikotik.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Hari Ini, 11 Desember 2020: Hujan Disertai Petir pada Siang Hari
Lebih lanjut, delirium ditandai dengan adanya gangguan emosi yang menyebabkan sulit berpikir, mengingat, gangguan tidur, sulit fokus, dan ciri lainnya.
Umumnya, individu yang berusia lanjut lebih rentan terkena delirium. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston, mayoritas individu yang terpapar Covid-19 yang disertai dengan delirium merupakan pasien berusia lanjut.
