Pakar Kesehatan: Siklus Haid Bisa Jadi Barometer Kesehatan Perempuan

- 8 Mei 2024, 18:05 WIB
Ilustrasi - Siklus haid bisa jadi barometer kesehatan perempuan.
Ilustrasi - Siklus haid bisa jadi barometer kesehatan perempuan. /Pixabay.com/Saranya7

PR TASIKMALAYA - Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Sherry A. Ross, MD memberikan pemaparan bahwa siklus haid bisa dijadikan sebagai barometer kesehatan dan kesejahteraan perempuan secara keseluruhan.

Ia menjelaskan bahwa ketertekanan fisik dan mental bisa memberikan pengaruh yang negatif kepada kestabilan hormon. Serta, ketidakstabilan ini pada jangka waktu tertentu bisa menyebabkan gangguan pada ovulasi serta memberikan pengaruh terhadap kapan dan berapa lama perempuan haid, hal ini mengakibatkan jadwal haid menjadi tidak teratur dan tertunda.

Banyak sekali perempuan yang memiliki siklus haid tidak lancar dikarenakan sejumlah faktor, menyangkut kesehatan mental, stres berlebih, memiliki riwayat kelainan pada haid yang tidak teratur, efek samping dari obat-obatan tertentu atau kecanduan merokok.

Gangguan kesehatan lainnya seperti flu ringan bisa berdampak terhadap siklus haid dan mengakibatkan penundaan haid, tetapi penyakit yang lebih parah bisa mengganggu siklus menstruasi. Perihal ini, tidak semua orang bisa terkena dampaknya karena setiap orang memiliki tingkat imunitas tubuh yang berbeda-beda.

Baca Juga: Berhasil Tumbangkan PSG di Semifinal Leg Kedua, Borussia Dortmund Melaju ke Final Liga Champions

"Flu yang berlangsung lama, disertai mual, muntah, menggigil, dan demam tinggi dapat menunda menstruasi," kata Ross, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA.

Flu ringan berkepanjangan yang disertai dengan gejala lain seperti demam dan muntah bisa menjadi salah satu penyebab tertundanya haid.

Meskipun tidak memungkinkan untuk mengantisipasi ketertundaan menstruasi karena sakit, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan sebagai cara untuk memulihkan kondisi badan serta mengembalikan siklus haid yang berubah karena sakit.

Perihal ini, Ross merekomendasikan untuk melakukan penggunaan pola diet nabati yang mencakup buah, sayur, kacang, biji-bijian, dan sumber protein lain yang tidak mengandung lemak.

Halaman:

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah