Tanggapi Isu Ambil Alih Paksa Kepemimpinan Demokrat, Moeldoko: Jangan Dikit-dikit Istana

- 2 Februari 2021, 07:31 WIB
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. /ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.

PR TASIKMALAYA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko akhirnya buka suara soal adanya isu pengambilalihan paksa kepemimpinan Partai Demokrat.

Moeldoko menanggapi soal pengambilalihan paksa kepemimpinan Partai Demokrat tersebut disebut-sebut melibatkan pihak Istana Kepresidenan.

"Sebenarnya saya masih 'diem-diem' aja sih, karena saya tidak perlu reaktif dalam hal ini," ujar Moeldoko sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

Baca Juga: 5 Cara Alami Turunkan Tekanan Darah Tanpa Harus Konsumsi Obat

Moeldoko menyebut, dengan banyaknya pertanyaan dari media massa, ia akhinya memutuskan untuk menanggapi isu tersebut dengan mengungkapkan beberapa poin penting.

"Poin pertama, jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan. Sekali lagi jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu pak Jokowi.

"Karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, tidak tahu apa-apa dalam isu ini. Jadi itu urusan saya. Moeldoko ini, bukan selaku KSP. Moeldoko," ujar Moeldoko.

Baca Juga: Kalahkan India, Jumlah Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Jadi Tertinggi di Asia

Lebih lanjut, Moeldoko juga mengatakan bahwa beberapa kali banyak tamu yang berdatangan ke kediamannya.

Moeldoko mengatakan, dirinya sebagai mantan Panglima TNI terbuka kepada siapapun yang ingin bertemu, tanpa memberikan batas.

"Kepada siapa pun, apalagi di rumah ini. Terbuka 24 jam dengan siapa pun. Mereka datang berbondong-bondong, ya kita terima," ucap Moeldoko menjelaskan.

Baca Juga: Aktris Sinetron Tersanjung Meninggal Dunia, Ummi Pipik: Selamat Jalan Sahabatku

Moeldoko tidak menyebutkan siapa yang datang ke kediamannya.

Namun ditengarai, pihak yang sempat datang menemuinya merupakan orang-orang yang disebut AHY sebagai oknum yang terlibat dalam isu Gerakan ambil alih paksa kepemimpinan Demokrat.

Moeldoko mengaku tidak tahu konteks kedatangan orang-orang ke kediamannya. Namun seperti pertemuan dengan pihak lain, Moeldoko mengaku selalu membuka obrolan dengan masalah pertanian.

Baca Juga: Pemerintah Disebut Tidak Mau Dengar Ahli Ekonomi, Rocky Gerung Singgung soal 'Bolot Syndrome'

"Dari obrolan, saya biasa mengawali dari pertanian karena saya memang suka pertanian. Kemudian, mereka 'curhat' situasi yang dihadapi, ya gua dengerin aja.

"Berikutnya ya udah dengerin aja. Saya sebenarnya prihatin gitu ya dengan situasi itu, karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," ujarnya.

Kemudian, kata Moeldoko, muncul isu pengambilalihan kepemimpinan Demokrat.

Baca Juga: Kirim Surat ke Jokowi, AHY Endus Dugaan Keterlibatatan Pejabat Penting Ambil Alih Partai Demokrat

"Kemudian muncul isu itu. Mungkin dasarnya foto-foto ya. Orang ada dari Indonesia timur dari mana-mana datang ke sini kan kepingin foto sama gua.

"Sama saya. Ya saya terima aja apa susahnya. Itu lah menunjukkan seorang jenderal tidak punya batas dengan siapa pun.

"Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya silakan saja. Saya tidak keberatan," tutur-nya menjelaskan.

Baca Juga: Wasekjen Partai Demokrat Ungkap Sosok yang Ingin Gulingkan AHY, Diduga Seorang Jenderal  

Dalam akhir keterangannya, Moeldoko juga memberikan saran yang diduga ditujukan kepada AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang responsif menanggapi isu tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa sebagai seorang pemimpin seseorang harus kuat dan tidak mudah terombang-ambing.

"Berikutnya saran saya. Menjadi seorang pemimpin harus kuat, jangan mudah 'baperan', mudah terombang-ambing dan seterusnya.

Baca Juga: AHY Sebut Ada Upaya Ambil Alih Posisi Ketum Partai Demokrat Secara Inkonstitusional

"Kalau anak buahnya nggak boleh pergi kemana-mana ya diborgol aja kali ya. Begitu. Selanjutnya kalau ada istilah kudeta, kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar," kata Moeldoko.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah