Papua Nugini Memutuskan akan Mencabut Lockdown di Tengah Melonjaknya Kasus Virus Corona

- 11 Agustus 2020, 19:00 WIB
Duta Besar RI untuk Papua Nugini Andriana Supandy (kiri) dan Perdana Menteri Papua Nugini (PNG) James Marape (kanan). ANTARA/HO-KBRI Port Moresby/pri.
Duta Besar RI untuk Papua Nugini Andriana Supandy (kiri) dan Perdana Menteri Papua Nugini (PNG) James Marape (kanan). ANTARA/HO-KBRI Port Moresby/pri. /

PR TASIKMALAYA - Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mendesak rencana untuk mencabut langkah-langkah penguncian di negara Pasifik minggu ini.

Bahkan ketika lonjakan tajam infeksi virus corona baru-baru ini membuat khawatir pejabat kesehatan.

Marape mengatakan penguncian dua minggu di ibu kota Port Moresby akan dicabut mulai Rabu, 12 Agustus 2020.

Baca Juga: Dinilai Memiliki Ketertarikan di Dunia Presenter, Betrand Peto Dapat Dukungan Penuh dari Ruben Onsu

Meskipun kasus Covid-19 yang dilaporkan di negara itu berlipat ganda selama seminggu terakhir.

"Sementara penyebarannya ada, kami harus beradaptasi untuk hidup dengan Covid-19 tahun ini, alih-alih mengambil tindakan drastis," kata Marape dalam konferensi pers, Senin 11 Agutus 2020.

Wabah juga melanda operasi penambangan di negara itu, dengan satu produsen menghentikan produksi setelah infeksi terdeteksi di antara tenaga kerjanya.

Penambangan menghasilkan $ 1,2 miliar atau Rp 17,6 Triliun cadangan devisa PNG dari Januari hingga September tahun lalu.

Baca Juga: 13 Lembaga Negara Tengah Diproses untuk Dibubarkan, Tjahjo Kumolo: Tumpang Tindih dan Tak Produktif

PNG memiliki total 214 kasus dan tiga kematian pada hari Minggu, menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Angka itu naik dari 104 kasus dan satu kematian pada minggu sebelumnya.

Lebih mengkhawatirkan lagi, WHO mengatakan kemungkinan jumlah infeksi sebenarnya jauh lebih tinggi, mengingat tingkat pengujian yang rendah di seluruh negeri.

“Pengujian di semua provinsi masih sangat rendah, oleh karena itu transmisi yang sedang berlangsung di bagian lain negara itu dimungkinkan karena mobilitas penduduk terus berlanjut,” katanya, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters. 

Baca Juga: Khawatir akan Covid-19, Trump Pertimbangkan Blokir Warga AS Terinfeksi Virus Corona yang Pulang

Ia mengatakan pengujian perlu ditingkatkan secara substansial untuk memahami sejauh mana transmisi.

Seperti banyak tetangganya di Pasifik, Papua Nugini tampaknya lolos dari cengkeraman awal pandemi.

Tetapi kasus baru dalam sepekan terakhir dilaporkan di sembilan provinsi, termasuk daerah terpencil di negara itu.

Kasus sebagian besar telah ditelusuri ada di Port Moresby. Wabah juga menyebar ke Bougainville, tempat seorang pria berusia 22 tahun dinyatakan positif setelah terbang dari ibu kota PNG.

Baca Juga: Omnibus Law Dinilai Bersifat Fundamental, Politisi PKS: RUU Tak Menerangkan Upaya Perbaikan Ekonomi

Port Moresby dikunci selama dua minggu pada 28 Juli 2020, dengan hanya bisnis penting yang beroperasi, sekolah ditutup, dan layanan transportasi dihentikan.

Gubernur Distrik Ibu Kota Nasional Powes Parkop mengatakan, rumah sakit sementara sedang didirikan di fasilitas olahraga untuk mengatasi peningkatan kasus.

“Kami tidak punya kapasitas, itulah intinya. Kami mungkin dapat menciptakan lebih banyak ruang, tetapi kami tidak memiliki cukup petugas medis,” tambahnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x