“Kalian telah bertempur selama 53 tahun terakhir, dan sekarang saya sudah memiliki cicit, sementara kalian masih berjuang,” ujar Rodrigo Duterte.
Berdasarkan data dari pasukan militer, pemberontakan komunis telah merenggut lebih dari 30.000 nyawa selama 53 tahun terakhir.
Sejumlah Presiden Filipina pun telah berusaha, namun gagal mencapai kesepakatan damai dengan para pemberontak.
Baca Juga: Tanggapi Polemik KLB Demokrat, Henry Subiakto: Mudah-mudahan SBY dan AHY Tidak Demo ke Istana
Baca Juga: Sindir AHY Soal ‘KLB Partai Demokrat Dagelan’ , Ferdinand Hutahean: Tapi Paniknya Setengah Kiamat!
Baca Juga: Ibunda Felicia Tissue Meilia Lau Geram, Minta Kaesang Pangarep Kembalikan SIM dan STNK Sang Anak
Sementara itu, Jose Maria Sison yang menjadi pemimpin pemberontak komunis, saat ini mengasingkan diri di Belanda.
Saat mencalonkan diri sebagai Presiden pada tahun 2016, Rodrigo Duterte berjanji untuk mengakhiri pemberontakan melalui perundingan damai.
Usai menduduki jabatan tersebut, Rodrigo Duterte pun memerintahkan agar dapat berbicara langsung dengan komunis.
Baca Juga: Sindir 'Pihak Seberang', Mustofa Nahrawardaya: Mereka Anggap Kudeta Demokrat Hal Biasa