Sebabkan Serangkaian Komplikasi Neurologis, Penelitian Awal Covid-19 Sebut Virus Dapat Merusak Otak

26 Juni 2020, 12:15 WIB
Ilustrasi Covid-19.** /Dok PRFM.

PR TASIKMALAYA - Sebuah studi awal pasien yang dirawat di rumah sakit Covid-19 telah menemukan penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru ini dapat merusak otak, menyebabkan komplikasi seperti stroke, peradangan, psikosis, dan gejala mirip demensia pada beberapa kasus yang parah.

Temuan ini adalah pandangan terperinci pertama pada serangkaian komplikasi neurologis Covid-19, yang menggarisbawahi perlunya penelitian yang lebih besar untuk menemukan mekanisme dan membantu pencarian perawatan.

"Ini adalah snapshot penting dari komplikasi Covid-19 yang berhubungan dengan otak pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Sangat penting bahwa kami terus mengumpulkan informasi ini untuk benar-benar memahami virus ini sepenuhnya," kata Sarah Pett, seorang profesor University College London yang ikut memimpin pekerjaan, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Channel News Asia.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Buru 11 DPO Kasus John Kei, Satu Pelaku Pasrah Menyerahkan Diri

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Psychiatry, Kamis, 25 Juni 2020, melihat secara rinci pada 125 kasus dari seluruh Inggris. 

Peneliti utama Benedict Michael, dari Liverpool University, mengatakan penting untuk dicatat bahwa itu berfokus pada kasus yang parah.

Data dikumpulkan antara 2 April dan 26 April, ketika penyakit ini menyebar secara eksponensial di Inggris.

Baca Juga: Lebih Sadar Soal Ketimpangan Rasial, Warga Amerika Serikat Masih Menolak Reparasi

Komplikasi otak yang paling umum terlihat adalah stroke, yang dilaporkan pada 77 dari 125 pasien. Dari jumlah tersebut, sebagian besar pada pasien di atas 60, dan sebagian besar disebabkan oleh bekuan darah di otak, yang dikenal sebagai stroke iskemik.

Studi ini juga menemukan bahwa 39 dari 125 pasien menunjukkan tanda-tanda kebingungan atau perubahan perilaku yang mencerminkan kondisi mental yang berubah. 

Baca Juga: Protes anti-Rasisme Menggema di AS, Kandidat Kulit Hitam Ramai 'Nyaleg' Manfaatkan Suara Pemilih

Dari jumlah tersebut, sembilan memiliki disfungsi otak yang tidak spesifik, yang dikenal sebagai ensefalopati, dan tujuh mengalami peradangan otak, atau ensefalitis.

Michael mengatakan temuan itu merupakan langkah awal yang penting untuk mendefinisikan efek Covid-19 pada otak. 

"Kami sekarang membutuhkan penelitian terperinci untuk memahami mekanisme biologis yang mungkin terjadi ... sehingga kami dapat mengeksplorasi perawatan potensial," katanya.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Channel New Asia

Tags

Terkini

Terpopuler