Penelitian Terbaru Covid-19 Ungkap Tingkat Antibodi pada Pasien yang Pulih Menurun dengan Cepat

- 23 Juni 2020, 07:34 WIB
Penelitian terbaru Covid-19 ungkap tingkat antibodi pada pasien yang sembuh menurun dengan cepat*
Penelitian terbaru Covid-19 ungkap tingkat antibodi pada pasien yang sembuh menurun dengan cepat* /PIXABAY/

PR TASIKMALAYA - Tingkat antibodi yang ditemukan pada pasien Covid-19 yang pulih kembali turun tajam dalam 2-3 bulan setelah infeksi untuk pasien yang bergejala dan tidak bergejala.

Hal itu diungkapkan dalam sebuah penelitian di Tiongkok yang mempertanyakan berapa lama kekebalan tubuh terhadap virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19.

Penelitian yang dipublikasikan di Nature Medicine pada 18 Juni ini menyoroti risiko penggunaan 'paspor kekebalan' Covid-19 dan mendukung penggunaan intervensi kesehatan masyarakat yang berkepanjangan seperti menjauhkan sosial dan mengisolasi kelompok-kelompok berisiko tinggi.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Klaim di Negara Malaysia Daun Mimba Dapat Menyembuhkan Covid-19

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, otoritas kesehatan di beberapa negara seperti Jerman memperdebatkan etika dan kepraktisan yang memungkinkan orang yang dites positif antibodi untuk bergerak lebih bebas daripada yang tidak.

Penelitian yang mempelajari 37 pasien bergejala dan 37 pasien tanpa gejala, menemukan bahwa di antara mereka yang dites positif terhadap keberadaan antibodi IgG, salah satu jenis utama antibodi yang diinduksi setelah infeksi, lebih dari 90 persen menunjukkan penurunan tajam dalam 2-3 bulan.

Persentase penurunan rata-rata lebih dari 70 persen untuk pasien yang bergejala dan tidak bergejala.

Untuk menetralisir antibodi serum, persentase rata-rata penurunan untuk individu yang bergejala adalah 11,7 persen, sedangkan untuk orang tanpa gejala adalah 8,3 persen.

Studi ini dilakukan oleh para peneliti di Universitas Kedokteran Chongqing, cabang dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok dan lembaga lainnya.

Jin Dong-Yan, seorang profesor virologi di Universitas Hong Kong yang bukan bagian dari kelompok penelitian, mengatakan penelitian itu tidak meniadakan kemungkinan bahwa bagian lain dari sistem kekebalan tubuh dapat menawarkan perlindungan.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x