Sinar Biru Gadget Dapat Merusak Kesehatan Kulit, Cegah dengan Cara ini!

- 7 Oktober 2020, 10:33 WIB
Studi Menunjukkan Bagaimana Cahaya Biru Dari Ponsel Merusak Mata Anda.
Studi Menunjukkan Bagaimana Cahaya Biru Dari Ponsel Merusak Mata Anda. /Pexels

PR TASIKMALAYA – Pada era digital seperti sekarang ini, gadget menjadi hal penting yang harus dimiliki.

Penggunaan gadget tidak terbatas usia, dari mulai anak kecil hingga orang dewasa tak bisa lepas dari barang ini.

Tingginya aktivitas kerja turut menyumbangan tingkat penggunaan gadget dewasa ini. Seperti pisau bermata dua, dibalik banyaknya manfaat gadget tersembunyi bahaya yang perlu diwaspadai.

Baca Juga: Usaha Membuahkan Hasil, Sidang Lanjutan Jerinx SID Bakal Digelar Tatap Muka

Hal ini ditimbulkan dari dampak sinar biru atau blue light yang dilhasilkan dari layar gadget. Adapun gadget yang sering digunakan seperti laptop, televisi, PC, smartphone, atau tablet.

Namun, menurut Michelle Henry yang merupakan dokter kulit di New York, rupanya paparan sinar biru dari gadget memiliki sejumlah dampak buruk bagi kesehatan kulit.

Michelle mengatakan bahwa sinar biru dapat merusak retina dan mengurangi eksresi (pengeluaran) melatonin, sehingga hal itu dapat mengganggu siklus tidur.

Baca Juga: Disebut Bisa 'Membunuh', Pelaku Usaha Minta PSBB DKI Jakarta Tak Diperpanjang

Semakin dekat wajah dengan gadget yang memaparkan sinar biru, akan semakin banyak dampaknya.

Misalnya televisi akan lebih sedikit memaparkan sinar biru ketimbang komputer, karena jaraknya yang cukup jauh saat menontonnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, paparan cahaya biru lebih banyak didapatkan dari ponsel daripada komputer. Karena, ketika menggunakan ponsel cenderung sangat dekat dengan wajah.

Baca Juga: Keren! WNI Perkuat Tim Pemadam Kebakaran Hutan di California

Jika sinar ultraviolet merusak DNA secara langsung, sinar biru menghancurkan kolagen melalui stress oksidatif.

Bahan kimia dalam kulit yang disebut flavin menyerap sinar biru. Reaksi yang terjadi selama penyerapan menghasilkan molekul oksigen yang tidak stabil (radikal bebas) yang merusak rusak.

Paparan sinar biru lebih bermasalah untuk kulit yang berwarna.

Baca Juga: Polisi Ungkap Motif Pelaku Bunuh Pemulung di Bekasi

Dalam sebuah penelitian tahun 2010 yang diterbitkan dalam The Journal of Investigative Dermatology, terbukti menyebabkan hiperpigmentasi pada kuit sedang hingga gelap.

Sementara untuk kulit yang lebih terang relative tidak berpengaruh.

Komunitas medis mengkategorikan warna kulit berdasarkan pada bagaimana ia bereaksi terhadap sinar UV.

Baca Juga: Sicaplang Tak Lagi Catat Pelanggaran Protokol Kesehatan Covid-19 di Jawa Barat

Kulit tipe 1 adalah warna paling terang dengan sensitivitas UV paling tinggi. Selan itu, dalam studi tersebut juga menjelaskan kulit tipe 2.

Kulit tipe 2 apabila terkena sinar biru tidak akan mengalami pigmentasi. Sementara kulit berwarna akan menggelap, dan warna gelap itu akan bertahan selama berminggu-minggu.

Meski merusak kulit, nyatanya sinar biru bisa untuk mengobati jerawat.

Baca Juga: Siap-siap! Kemnaker Salurkan Bantuan Subsidi Gaji 7 Oktober 2020

Cara paling sederhana untuk melindungi kulit dari sinar biru adalah dengan mengurangi paparan terhadap sinar biru.

Gunakan modus malam pada gadget yang membuat layar menjadi berwarna lebih hangat. Ganti bohlam LED dengan yang memancarkan sedikit sinar biru.

Jika mau, gunakan tabir surya berwarna, yang biasanya mengandung oksida besi.

Baca Juga: Nobel Fisika 2020 Diraih Penemu Black Hole hingga Penemu Hepatitis C

Antioksidan topikal seharusnya membantu menjinakkan radikal bebas yang dihasilkan sinar biru. Namun, sains tidak merekomendasikannya.

Saran terbaik adalah konsumsi vitamin C. Molekum vitamin C cukup kecil untuk menembus kulit.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x