Kemenparekraf Rencanakan Strategi Guna Kembangkan Kreatif Lokal Di Kawasan Labuan Bajo

- 23 Oktober 2020, 13:50 WIB
Labuan Bajo, NTT.*
Labuan Bajo, NTT.* /Dok. Kemenparekraf

PR TASIKMALAYA – Dalam upaya untuk meningkatkan daya tarik wisata di Labuan Bajo, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengenalkan berbagai strategi dalam pengembangan karya kreatif lokal.

Saat ini para wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara melakukan perjalanan wisata bukan hanya untuk jalan-jalan santai ataupun melihat keindahan alam saja, tetapi juga mencari pariwisata yang dapat memberikan pengalaman bagi wisatawan itu sendiri.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs kemenparekraf.go.id, Joshua Puji Mulia Simanjuntak sebagai Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf memberikan keterangannya.

Baca Juga: Minta Percepat Realisasi APBD, Jokowi Imbau Pemda untuk Perkuat Kebijakan Pemerintah Pusat

“Salah satu upaya agar wisatawan memperoleh pengalaman dalam berwisata adalah melalui karya atau produk kreatif lokal seperti kriya, fesyen, kuliner, serta seni pertunjukan,” ungkap Joshua dalam sambutannya di Fairmont Hotel, Kamis 22 Oktober 2020.

Joshua juga menambahkan agar perlu ada strategi yang dapat mengembangkan kreatif lokal tersebut, khususnya di Labuan Bajo yang merupakan destinasi wisata kelas premium.

Kemenparekraf/Baparekraf pun mengadakan kegiatan diskusi kelompok terpimpin yang dimoderatori oleh Aloysius Baskoro Junianto selaku akademisi dari subsektor Desain Produk.

Diskusi tersebut bertujuan supaya pelaku industri ekonomi kreatif memperoleh informasi baru sehingga dapat menciptakan strategi terkait pengembangan dan inovasi di subsektor ekonomi kreatif di Labuan Bajo.

Baca Juga: Komitmen Indonesia Jadi Negara Asosiasi dari Pacific Alliance dengan Target Pasar Amerika Latin

Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo – Flores beserta Kepala Dinas Pariwisata Manggarai Barat, Shana Fatina dan Agustinus Rinus, juga menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang mendorong inkubasi berbagai karya kreatif seperti kuliner, fesyen, seni pertunjukan, seni musik, dan seni tari, dengan melibatkan komunitas lokal serta menceritakan profil potensi apa saja yang ada di wilayah Manggarai Barat.

Sementara itu, Vita Datau sebagai Konsultan Ahli Kuliner, mengatakan bahwa para wisatawan lebih banyak mengeluarkan uang untuk berbelanja makan, minuman, dan oleh-oleh. Maka dari itu, atraksi kuliner di Labuan Bajo harus dikembangkan.

Vita juga memberikan contoh di mana terdapat sebuah desa di Manggarai Barat yang memproduksi gula sendiri. Hal itu dapat menjadi potensi yang sangat baik untuk mengembangkan atraksi kuliner.

Para Wisatawan dapat terjun langsung dalam proses pembuatan gula tersebut, sehingga bisa menciptakan daya tarik wisata kuliner baru.

Baca Juga: Harga Minyak Naik, Kemungkinan Disebabkan Akibat Stimulus Ekonomi di Amerika Serikat

Selain itu, Vita juga menambahkan bahwa tren kuliner dunia sekarang ini yaitu makanan harus bernutrisi dan sehat serta mengangkat produk lokal seperti ikan, sayur, dan produk kuliner khas lainnya. Oleh karena itu, sangat diperlukan untuk peningkatan terhadap kualitas produk lokal.

Sementara itu, Fauzy Prasetya Kamal sebagai Konsultan Ahli Kriya mengatakan bahwa sedikit pengrajin kriya yang bisa menuangkan keahliannya ke dalam pengetahuan.

Melihat kondisi tersebut, perlu ada peningkatan kompetensi SDM, agar pengrajin kriya memiliki kemampuan dalam menuliskan keahlian mereka.

Dalam pengembangan karya kreatif bukan hanya produknya saja yang ditingkatkan, tetapi sumber daya manusianya juga harus mendapat perhatian, sehingga regenerasi pengrajin kriya akan terus ada.

Baca Juga: Soal Wacana E-Voting Pilkada, Pengamat Politik: Butuh Waktu Minimal 4 Tahun Agar Siap Digunakan

Untuk potensi lokal utama fesyen di Manggarai Barat menurut Aprina Murwanti sebagai Konsultan Ahli Fesyen, menyebutkan kain tenun sebagai salah satu potensi fesyen yang dapat dikembangkan disana.

Namun, terdapat tantangan untuk mengembangkan kain tenun tersebut, yakni belum terbentuknya ekosistem busana fesyen tenun.

Maka dari itu, diperlukan kolaborasi dengan para desainer dalam mengelola busana secara berkelanjutan serta guna mendukung pengembangan produk fesyen tersebut.

Para penenun belum melek sama sekali dengan dunia fesyen. Selain itu, perlu pengembangan ragam hias dan tekstur tenun, serta memberikan kesempatan kepada penenun untuk melakukan showcase.

Baca Juga: Ajak Warga Pulihkan Ekonomi UKM, Ridwan Kamil: Hanya Anda Kelas Menengah Atas yang Jadi Pahlawan

Dengan pengembangan produk-produk kreatif lokal unggulan, dapat memberikan kontribusi bagi pariwisata yang berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi, sehingga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif di Labuan Bajo.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: kemenparekraf.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah