Cek Fakta: Hoaks Anies Ubah Data Pasien Meninggal Akibat Covid-19, Guna Beri Efek Kejut

- 31 Maret 2020, 13:51 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan Langkah DKI Jakarta dalam mencegah penularan Covid-19
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan Langkah DKI Jakarta dalam mencegah penularan Covid-19 /Antara / Livia Kristianti


PIKIRAN RAKYAT - Di tengah pandemi virus corona, sejumlah tudingan masyarakat kepada pemerintahan santer terdengar, pasalnya sejak awal kemunculannya pada 2 Maret 2020 lalu, mereka anggap bahwa data terinfeksi tidak secara gamblang dijelaskan.

Namun, pemerintah menegaskan bahwa selama masa penanganan virus corona ini, pihaknya telah berusaha keras memberikan info paling valid, dan objektif agar tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.

Berkenaan dengan hal itu, baru-baru ini beredar postingan yang menampilkan tangkapan layar berita dari portal salah satu media online dengan judul "Anies: 283 Jenazah di Jakarta Ditangani Protap Pasien Corona".

Baca Juga: Polres dan Gugus Tugas Covid -19 Tasikmalaya Lakukan Penyemprotan Disinfektan Massal

Dalam gambar, jumlah angka 283 pada tangkapan layar berita dibandingkan dengan jumlah pasien virus Corona atau wabah Covid-19 yang meninggal dari data resmi BNPB, yaitu hanya 122 orang.

Dari postingan tersebut, pemilik akun Facebook Nick Ni mengklaim bahwa ungkapan Anies Baswedan terkait jumlah terinfeksi yang meninggal dalam artikel itu merupakan efek kejut guna menimbulkan kekhawatiran dan kegelisahan di tengah masyarakat.

"Apakah ini 'efek kejut' yang terbaru?, ini ciri khas Gubernur gue, nanti yang dipecat para penggali kubur yang salah beri informasi, angka 'mayat' aja berani di mark up, gak ada kapok-kapoknya, kurang apa coba," dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari tangkapan layar laman Facebook.

Namun setelah dilakukan penelusuran tim cek fakta Masyarkat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), klaim yang menyebut Anies Baswedan mengubah data terinfeksi yang meninggal sebagai 'efek kejut' bagi masyarakat adalah salah atau keliru.

Baca Juga: Walkot Tasikmalaya Bentuk Tim Covid-19 Tingkat RW, per-Kelurahan Mendapat Dana 1 Miliar

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Turn Back Hoaks, diketahui bahwa dalam berita tersebut tidak membahas pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenai jumlah pasien Covid-19 yang meninggal di DKI Jakarta.

Pada berita yang tayang pada 30 Maret 2020 itu, dinarasikan dengan pernyataan Anies perihal penerapan prosedur tetap (protap) atau SOP Covid-19 terhadap jenazah yang meninggal dari tanggal 6-29 Maret 2020, termasuk terduga Covid-19 belum dites dan sudah dites namun belum keluar hasilnya.

"Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya telah mengurus 283 jenazah sepanjang 6 sampai 29 Maret 2019 dengan menggunakan protap penanganan pasien virus corona (Covid-19)," dilansir artikel media onlien tersebut.

Ia juga menjelaskan protap Covid-19 yang telah ditetapkan untuk semua pasien meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona itu, yakni jenazah dibungkus dengan plastik, menggunakan peti, dan harus segera dimakamkan, paling lama kurang dari 4 jam oleh petugas yang menggunakann APD lengkap.

Baca Juga: Tak Terhalang Pandemi Covid-19, Proses Persidangan di Tasikmalaya Dilakukan Lewat VC

“Karena itu saya benar-benar meminta kepada seluruh, masyarakat Jakarta jangan pandang angka ini sebagai angka statistik. 283 itu bukan angka statistik, itu adalah warga yang bulan lalu sehat, yang bulan lalu bisa berkegiatan, mereka punya istri, punya saudara,” kata Anies pada Senin 30 Maret 2020 kemarin.

Selain itu, Anies juga menyebutkan bahwa dari angka 283 itu, bukan semua pasien yang meninggal karena terinfeksi virus corona, melainkan jenazah yang harus dimakamkan sesuai protap Covid-19.

"Jumlah jenazah yang ditangani dengan protap Covid-19 lebih besar dari angka resmi kematian akibat virus corona," ujar Anies.

Lebih lanjut, menurutnya perbedaan jumlah bisa terjadi karena pasien yang meninggal belum sempat dilakukan tes atau sudah dites tetapi meninggal sebelum keluar hasilnya.

Baca Juga: Update Virus Corona Selasa 31 Maret: Mendekati Angka 1 Juta Kasus dan Telan 37.000 Nyawa

Oleh karena itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu pun meminta masyarakat untuk disiplin untuk menekan penyebaran virus corona.

Anies mengatakan situasi Jakarta sangat mengkhawatirkan dalam penyebaran virus corona.

“Ini semua harus kita cegah pertambahannya dengan secara serius, bukan pembatasan. Tinggal lah di rumah, disiplin untuk menjaga jarak, lindungi diri, lindungi keluarga, lindungi tetangga, lindungi semua,” ujarnya.

Sementara itu, jumlah pasien positif corona di Indonesia mencapai 1.414 jiwa, Dari jumlah itu, 122 orang meninggal dan 75 lainnya dinyatakan sembuh dari infeksi corona.

Baca Juga: Soal Pembatasan Wilayah Tasik, Gugus Tugas Covid-19 Mulai Periksa Penumpang dari Luar

Dengan meningkatkanya jumlah terinfeksi setiap harinnya, kondisi ini dimanfaatkan segelintir masyarakat yang tidak bertanggungjawab dengan menyebarkan berita hoaks dan tudingan tidak berdasar, sehingga memperkeruh suasana.

Maka berdasarkan data yang berhasil dihimpun PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, klaim yang menyebut Anies Baswedan mengubah data terinfeksi yang meninggal dunia guna memberikan efek kejut kepada masyarakat adalah pemahaman yang salah.

Dengan beredarnya postingan tersebut, maka dapat disimpulkan kabar ini masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x