Jelang Hari Raya Natal, Ulik Sejarah Gereja Katedral Jakarta yang Pernah Hangus Terbakar

- 22 Desember 2020, 08:17 WIB
Mengenal sejarah Gereja Katedral Jakarta yang sempat hangus terbakar.*
Mengenal sejarah Gereja Katedral Jakarta yang sempat hangus terbakar.* //Instagram @katedraljakarta

PR TASIKMALAYA – Gereja Katedral Jakarta terletak di Jalan Katedral No.7B, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10710.

Gereja yang merupakan salah satu situs cagar budaya nasional itu memiliki nama resmi De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming.

Gereja Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga itu dibangun di atas lahan dengan luas 1.2021 meter persegi dan luas bangunan 1.679 meter persegi.

Baca Juga: Sambangi Polda Metro Jaya, Kesatria Nusantara Laporkan Sekum FPI Munarman

Meski bukan yang termegah dan terbesar, namun Gereja Katedral Jakarta memiliki nilai sejarah perjalanan dan perkembangan agama kristiani atau ajaran Katolik di Indonesia.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya Kemdikbud, gedung gereja asli diresmikan pada Februai 1810 silam.

Namun pada 27 Juli 1826, gedung gereja terbakar bersama 180 rumah penduduk di sekitarnya. Pada 31 Mei 1890, gereja tersebut juga sempat roboh.

Baca Juga: Begini Panduan Ibadah Natal Tatap Muka di Tengah Pandemi

Lalu pada 1 November 1890, disepakati kerja sama antara pihak Monseigneur Claessens dengan pengusaha Leykam tentang pembelian tiga juta batu bata untuk keperluan gereja baru.

Kesepakatan yang terjadi berdasarkan kerusakan gereja yang sangat parah sehingga para iman dan umat menginginkan adanya gereja baru.

Setiap bulan membeli 70.000 bata, pada pertengahan tahun 1891 mulai dilakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan gereja baru oleh Provicaris Carolus Wenneker.

Baca Juga: Sebut FPI Tak Bersenjata, Mantan Ketua PBNU Laporkan Munarman ke Polisi

Perencanan dan arsitek pembangunan dipercayakan pada Antonius Dijkmas, setelah setahun pembangunan mengalami masalah yaitu terkendala biaya, dan 1894 Antonius Dijkmas harus pulang ke Belanda karena sakit.

Pada 1898, mengumpulkan bantuan dana di Belanda oleh Uskup Monseignor Edmundus Sybradus Luypen SJ. Selain dari bantuan Belanda, umat gereja Katolik juga ikut berdonasi.

1899 keberlanjutan pembangunan gereja dipimpin oleh insinyur M.J. Hulswit, tanda dimulai lagi pembangunan gereja dengan meletakan batu pertama pada 16 Januari 1899.

Baca Juga: Chelsea vs West Ham: Dua Gol Tammy Abraham Pastikan Kemenangan The Blues

Gereja selesai dibangun pada 21 April 1901 dan diresmikan oleh Monseignor Edmundus Sybradus Luypen SJ. 

Gereja yang sebenarnya bisa dibangun selama tiga tahun, tapi terkendala dana hingga tertunda selama tujuh tahun.

Pada 1988, bangunan gereja mulai di cat serta dibersihkan dari lumut yang menempel di dinding.

Baca Juga: Tolak jadi Pengacara HRS, Yusril Ihza Mahendra: Silakan Hubungi Prabowo Subianto

Pada tahun yang sama, dibangun juga Gedung Pastoran atau gedung pertemuan untuk menambah nilai kegunaan dari Gereja Katedral Jakarta yang kini menjadi salah satu situs cagar budaya nasional.

Gereja Katedral Jakarta dengan gaya arsitektur neo-gotik dari Eropa itu masih berfungsi sebagaimana mestinya .

Selain tempat peribadatan, juga disediakan museum rekaman sejarah persebaran ajaran Katolik di Jakarta.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x