PR TASIKMALAYA- Mantan Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin, memberikan pendapatnya perihal kondisi politik di Indonesia saat ini.
Tanggapan itu disampaikan Din Syamsuddin dalam diskusinya bersama Fadli Zon yang kemudian diunggah di kanal YouTube Fadli Zon Official.
Din Syamsuddin mengaku merasa prihatin terhadap kondisi kehidupan berbangsa, bernegara di tanah air Indonesia ini.
Lebih lanjut, diutarakan Din Syamsuddin bahwa kondisi Indonesia hari ini sedang menjauh dari cita-cita dasar, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Seperti diketahui, berbagai kisruh politik di Indonesia akhir-akhir ini cukup menyita perhatian banyak publik.
Mulai dari kebijakan pemerintah hingga kisruh partai politik, saat ini tengah terjadi di Indonesia.
Hal itu, sebagaimana diberitakan Galamedia.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Kondisi Indonesia Hari Ini, Din Syamsuddin: Sedang Menjauh dari Cita-cita Dasar, Ini 2 Hal yang Disorot", Din Syamsuddin pun memberikan tanggapannya perihal kondisi politik Indonesia kini.
"Saya menyimpulkan bahwa kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia tercinta ini, menjauh dari cita-cita dasar," tutur Din Syamsuddin dalam keterangannya, yang dilansir Galamedia dari Youtube Fadli Zon Official pada Selasa, 23 Maret 2021.
Terdapat dua hal dasar disoroti Din Syamsuddin, yang dirasanya menimbulkan sebuah keresahan, diantaranya: pertama tujuan berbangsa dan bernegara membangun Indonesia yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur.
Baca Juga: PLN Perpanjang Stimulus Listrik Bagi Masyarakat Kecil dan Pengusaha, Berikut Rinciannya
Kedua, misi pemerintah seperti melindungi, menciptakan kesejahteraan, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Dua hal tersebut, menurut Din Syamsuddin, sedang menjauh, dari jalan kebenaran bangsa dan negara Indonesia ini.
Terutama menurutnya, pada struktur kenegaraan, sehingga terjadi deviasi dan distorsi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar tersebut.
"Dua hal itu sedang menjauh. Terutama pada struktur kenegaraan, sehingga terjadi deviasi dan distorsi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar tersebut," ujar Din Syamsuddin.
Banyak hal yang mendorong Din Syamsuddin untuk mengutarakan keresahannya tersebut. Salah satunya Din menyoroti kesimpulan pada muktamar Muhammadiyah tahun 2010 di Yogyakarta, menyimpulkan terdapat 119 Undang-undang yang dinilai bertentangan dengan konstitusi.
"Jiwa, semangat, dan nilai dari pembukaan itu juga terdapat deviasi dan distorsi," ungkap Din Syamsuddin.
Baca Juga: Innalillahi, Jimly Asshiddiqie Sampai Benny K Harman Berduka: Jaksa Agung di era Presiden SBY
Muktamar Muhammadiyah tahun 2010 di Yogyakarta tersebut, kemudian dikembangkan oleh kongres umat Islam Indonesia pada tahun 2015.
Pada saat itu Din Syamsuddin sedang menjabat sebagai ketua MUI. Dalam deklarasi Jogja tersebut terdapat frasa "Telah dan tengah terjadi deviasi, distorsi, ditambah satu diksi disorientasi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar".
"Ini bisa dipertanggungjawabkan secara akademik," tambahnya.
Baca Juga: Soal Kandungan Vaksin AstraZeneca, Berikut Rekomendasi Penggunaannya Menurut BPOM
Din Syamsuddin juga menilai bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang berbahaya bagi masa depan bangsa kalo tidak segera direkonstruksi, serta dikembalikan ke cita-cita awal.
Dalam kesempatannya diwawancarai oleh Fadli Zon tersebut, Din Syamsuddin juga mengutarakan niatan dirinya yang bermaksud untuk meluruskan bangsa, bukan untuk bersikap radikal ataupun ingin menghancurkannya.
Din Syamsudin menilai masih banyak orang yang salah memahami, bahwa sebenarnya kini Din Syamsudin sedang berjuang untuk meluruskan kiblat bangsa tersebut.
Baca Juga: Tiba-tiba Sampaikan Kabar Duka, Jimly Asshiddiqie: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun
"Inilah perjuangan sekarang lewat berbagai lini dimana saya berada di dalamnya, termasuk di KAMI semata-mata untuk meluruskan kiblat bangsa," tegas Din Syamsuddin. ***(Diyang Mardiana Fajar Nugraha/Galamedia.Pikiran-Rakyat.com)