Study Tour Ramai Diperbincangkan Usai Kasus Delis Terungkap, Ketua KPAD Tasikmalaya Angkat Suara

- 1 Maret 2020, 10:37 WIB
Kutua KPID Kota Tasikmalaya, Eky S Baehaki.*
Kutua KPID Kota Tasikmalaya, Eky S Baehaki.* /Asep M S//

Lebih lanjut, Eky mengatakan pihaknya tidak mempersoalkan program study tour.

Akan tetapi seharusnya pihak sekolah pun harus membaca situasi dan kondisi anak didiknya.

Baca Juga: Berkaca dari Kasus Delis, Orang Tua Siswa di Kota Tasikmalaya Meminta Kegiatan Study Tour Dihilangkan

"Karena kegiatan itu mengharuskan siswa atau orang tuanya membayar sejumlah uang. Nah persoalan uang itulah yang sangat sensitif, apalagi di dunia pendidikan,” terangnya.

Pola komunikasi pun menurut Eki harus ada perbaikan, di mana pembahasan study tour tidak perlu disampaikan kepada siswa.

Akan lebih baik jika langsung disampaikan kepada orang tua melalui komite.

“Karena kalau melalui anak, ini akan jadi beban psikologis untuk mereka yang orang tuanya sulit dalam hal ekonomi,” katanya.

Baca Juga: Berhenti Bersikap Kekanakan, Berikut 8 Tips yang Akan Membuat Lebih Dewasa dalam Hubungan

Meskipun banyak sekolah yang mengatakan bahwa kegiatan study tour atau sejenisnya itu tidak diwajibkan untuk diikuti, akan tetapi menurut Eky tetap tidak adil.

Di satu sisi anak dari keluarga tidak mampu berpotensi merasa minder di kalangan teman-temannya ketika tidak ikut.

“Jadi seolah program itu bukan untuk semua siswa, karena yang mampu saja yang bisa mengikuti,” katanya.

Jika di lihat dari kasus DS, korban merupakan anak dari keluarga broken home.

Halaman:

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah