Badan Terasa Lemas, Puluhan Warga Bongas Tasikmalaya Terserang Gejala Chikungunya

9 Juni 2020, 17:20 WIB
SALAH satu warga di Kampung/Kedusunan Bongas Desa Sukakarsa Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya, mengalami serangan penyakit Chikungunya, Salasa (9/6/2020).* //KP/ ARIS MF

PR TASIKMALAYA - Sedikitnya 90 orang warga dari 30 kepala keluarga (KK) di Kampung/Kedusunan Bongas, Desa Sukakarsa, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya terserang penyakit.

Mereka kini mengalami penyakit lemas, pegal seluruh badan, bahkan tidak bisa beranjak dari tempat tidur mereka, Salasa, 9 Juni 2020.

Diduga puluhan warga ini terjangkit penyakit Chikungunya yang disebabkan gigitan nyamuk aides. Kejadian ini telah terjadi sejak sebulan lalu.

Baca Juga: Bentuk Dukung Black Lives Matter, Walk of Fame Milik Donald Trump Disemprot Cat Hitam

Hingga kini, tercatat masih ada 17 warga yang masih terbaring dan tidak kuat beranjak dari tempat tidur.

Warga bisa menyimpulkan jika penyakit yang menyerang ini merupakan Chikungunya atas dasar keterangan medis atau dokter praktek umum saat mereka berobat.

Meski belum bisa dipastikan melalui hasil uji laboratorium, namun secara gejala yang dirasakan oleh masyarakat sama percis dengan serangan Chikungunya.

Baca Juga: Tolak Tuntutan Pembubaran Polisi dalam Aksi George Floyd, Donald Trump: Mereka Tidak Ada yang Jahat

Menurut Kepala Dusun Bongas Desa Sukakarsa Muksin Al-afgani, puluhan warganya yang terjangkit penyakit serupa Chikungunya ini berada di tiga ke RW-an dan delapan ke RT-an.

Gejala yang dirasakan warga rata-rata sama, seperti demam, lemas, bahkan tidak bisa berdiri apalagi berjalan. Sehingga untuk berobat pun mereka terpaksa dibopong dan digendong.

"Bahkan saya sendiri bersama istri dan anak sempat terserang gejala Chikungunya. Awalnya demam, lemas, badap pegal semua dan tidak bisa berdiri. Namun, setelah berobat ke dokter praktek umum berangsur sembuh," ujar Muksin.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Unggahan Video Organ Tubuh Jenazah Pasien Covid-19 Diambil, Begini Faktanya

Muksin menambahkan, puluhan warga yang terjangkit Chikungunya pada umumnya berobat jalan dan istirahat di rumah masing-masing.

Dari 90 warga hampir setengahnya sudah berangsur sembuh dan sebagian masih belum bisa beraktivitas normal. Situasi inipun membuat warga resah apalagi ditengah pandemi covid-19.

Setelah terjadinya kasus gejala Chikungunya, pihaknya sudah koordinasi dengan RT/RW, ditekankan untuk lebih peduli dan menjaga kebersihan lingkungan. Menguras penampunban air dan mengubur benda yang bisa menampung air.

Baca Juga: Temukan Fakta Baru, Peneliti Harvard Klaim Virus Corona Menyebar di Wuhan Sejak Pertengahan 2019

"Kami berharap secepatnya ada penyemprotan atau fogging dari pemerintah desa, kecamatan atau Puskesmas. Sehingga warga kami tidak terus terserang penyakit ini," ujar dia.

Dari keterangan Ketua RW 04 Dusun Bongas, Iin Solihin, saat ini setidaknya masih ada 6 orang warga di ke RW-an nya yang terserang gejala Chikungunya.

Kini sebagian sedang dalam proses penyembuhan setelah berobat ke dokter umum. Warga yang terkena umumnya berada di permukiman padat dan berdekatan satu sama lain.

Baca Juga: Tersiar Berita Klaim Pelaku Pencoretan Masjid adalah Seorang PKI, Simak Fakta Sebenarnya

"Rata-rata diberi obat oleh dokter, seperti obat anti nyeri dan panas. Alhamdulillah sebagian mulai berangsur pulih," ujarnya.

Kepala Desa Sukakarsa, Lilis Roslina, mengatakan pihak pemerintah desa sudah mendapatkan laporan dari masyarakat soal masyarakat di Kedusunan Bongas yang diduga kuat terjangkit Chikungunya.

Dia menambahkan tindak lanjut dari desa sudah berkomunikasi dengan pihak Kecamatan dan Puskesmas Sukarame.

Baca Juga: Setelah Dokter Italia, Para Ahli AS Kini Sebut Kekuatan Virus Corona Melemah dan Tak Begitu Menular

Sebagai solusi cepat, maka akan segera dilakukan langkah pengasapan nyamuk atau fogging di lingkungan masyarakat bersama kecamatan.

Pemerintah desa mencatat setidaknya ada 30 kepala keluarga di tiga ke RW-an dan delapan ke RTan yang kini sudah terjangkit penyakit tersebut. Ia berharap selain pengobatan juga dilakukan upaya pencegahan.

"Gejalanya, nyeri pada sendi, kaki dan tidak bisa jalan. Bahkan ada balita dan lansia yang terkena. Kami berupaya mengingatkan kepada masyarakat untuk bersih-bersih dan menjaga kebersihan lingkungan," jelasnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler