Network
PR TASIKMALAYA - Pasangan suami istri F (40) dan KR (32) asal Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, yang ditangkap sebagai bandar sabu pada Senin, 8 Juni 2020 mengaku selama ini mendapatkan suplai kiloan dari Lapas Banceuy, Bandung.
Selama Oktober 2019 sampai Juni 2020 kedua pelaku telah mendapatkan suplai sabu sekitar 6 kilogram dari seseorang bandar besar yang kini masih mendekam di Lapas Banceuy yang telah diedarkan di Tasikmalaya.
"Saya mendapatkan kiriman kiloan sabu dari teman saya yang mendekam dari Lapas Banceuy, Bandung. Iya, itu teman saya dan pasti saya kenal," ujar tersangka F (40), Selasa, 9 Juni 2020.
Baca Juga: Dinyatakan sebagai Zona Hijau, Dua Daerah di Jateng Diberi Kelonggaran untuk Buka Sekolah Kembali
Sistem pengirimannya sendiri ujar dia melalui sistem tempel dan komunikasi lewat handphone.
F juga mengaku yakin suplai sabu yang diedarkannya kembali di Tasikmalaya berasal dari Lapas Banceuy, Bandung, karena selama ini kenal dekat dengan pelaku sebelum dipenjara.
Bahkan ujar dia, setiap ada pemesanan dari konsumen sabu di Tasikmalaya dikirim oleh temannya di Banceuy minimal sekali kirim mencapai 300 gram atau 3 ons sabu dengan sistem tempel.
"Sekali kirim minimal 300 gram atau 3 ons dengan sistem tempel dari teman saya yang sekarang masih di Lapas Banceuy, Bandung. Saya kirim uangnya lewat transfer rekening bank. Kalau di rupiahkan selama ini saya sudah menjual dengan hasil sampai Rp 46 miliar," ungkap F.
Baca Juga: Dituduh Anti Dumping, Indonesia Diperkirakan Terancam Alami Kerugian hingga Puluhan Triliun Rupiah
F mengaku, selama dia bersama istri menjadi bandar sabu di Tasikmalaya, selalu menjual sabu dalam jumlah besar. Hal itu kata dia
awalnya, hanya sebagai pemakai dan menjadi pengedar dengan jumlah paketan kecil.
