Di Tengah Merebaknya Virus Corona di Jawa Barat, Bogor Tetap Lakukan Ekspor Larva Kering ke Inggris

5 Maret 2020, 07:23 WIB
MENTERI Pertanian Syahrul Yasin Limpo.* /MUHAMMAD ASHARI/PR/


PIKIRAN RAKYAT - Wabah Covid-19 yang menyerang puluhan negara di dunia termasuk Indonesia ternyata mengakibatkan lesunya laju perekonomian dunia.

Namun rupanya, ini tidak menyurutkan perniagaan di Kota Bogor. Melalui acara pelepasan kegiatan ekspor yang dihadiri Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo dan Wakil Walikota Bogor Dedie A. Rachim di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak, Kota Bogor pada Selasa, 03 Maret 2020.

Dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com melalui situs Pemerintah Kota Bogor bahwa produk ekspor yang dilepas adalah komoditas Larva Kering atau maggot senilai Rp 1,2 triliun ke Inggris.

Baca Juga: Kerap Dijodohkan dengan Dul dan Azriel, Tiara Jadi Rebutan Maia Estianty dan Anang Hermansyah untuk Dijadikan Menantu

Ekspor komoditas Larva Kering itu merupakan hasil produksi dari PT Bio Cycle Indo.

Larva yang dikirimkan berjenis Black Soldier Flies (BSF) sebanyak 7 ton melalui Pelabuhan Tanjung Priok.

Syahrul mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi bagian upaya Kementerian Pertanian dalam menggenjot Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan ekspor berbagai komoditas pertanian.

"Salah satunya, ya dengan ekspor Larva Kering ini. Sungguh luar biasa, bisa menembus Inggris itu adalah pride sebuah negara, dan tidak gampang menembus pasar Inggris.

Bogor hari ini mencetak sebuah arah seperti itu. Biasanya kita bisa tembus Inggris setelah melalui Italia atau Jerman, Roma, kalian sudah tembus langsung berarti itu pintu yang bagus, khususnya di bidang pertanian Indonesia kedepannya" ujar Syahrul Yasin Limpo.

Baca Juga: Keluar Sebagai Juara Indonesian Idol Musim 10, Maia Estianty Beri Masukkan untuk Karir Lyodra

Menurut Syahrul, Indonesia memerlukan pelaku usaha yang selalu berinovasi untuk menumbuhkan produk ekspor baru seperti larva kering.

Bahkan, negara tujuan baru pun perlu harus diperluas. Mentan menilai koordinasi dan sinergi dapat memperkuat jejaring antara pemerintah pusat, daerah dan seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong potensi ekspor pertanian dalam memasuki pasar global.

"Hari ini Bogor membuktikan ada komoditas yang bisa diekspor dan itu tidak ada di negara lain. Larva kering ini menjadi contoh bahwa sebenarnya kemampuan produk negeri ini menembus kebutuhan dunia yang sangat terbuka luas," tegas Mentan.

Hadir dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim ikut menyampaikan pandangannya.

Ia mengharapkan para generasi muda saat ini dapat mencontoh hal yang sudah dilakukan PT Bio Cycle Indo.

Baca Juga: Ketua KBI Sebut Inflasi Indeks Harga Konsumen Kota Tasikmalaya Februari 2020 Tetap Terjaga

"Mudah-mudahan apa yang sudah dicontohkan oleh teman-teman Biocycle bisa menginspirasi kita semua bahwa ada sesuatu yang positif dari kreatifitas anak muda," kata Dedie.

Dedie menyebutkan bahwa sebelum ke bidang ekspor Kota Bogor banyak menerima pendapatan dari sektor jasa yang didalamnya antara lain restoran, hotel, dan kuliner.

Namun, kreatifitas dari anak muda dalam kegiatan perdagangan lintas negara ini amat diharapkan akan berdampak pada pemasukan Kota Bogor di sektor lainnya.

"Tentunya akan memberikan harapan Kota Bogor untuk menyerap PAD yang lain, termasuk juga penyerapan tenaga kerja untuk masyarakat kota Bogor," ujarnya.

Dalam kesempatan itu pula, Owner PT Bio Cycle Indo Budi Tanaka menuturkan bahwa larva kering BSF ini telah di ekspor ke berbagai negara untuk dijadikan industri pakan ternak.

Baca Juga: Isu Kiamat Semakin Dekat usai Ka'bah Sepi dari Ibadah Thawaf, Pihak KJRI Berikan Fakta Sebenarnya

Ini disebabkan kandungan dalam larva kering itu kaya akan protein dan gizi bagi campuran pakan hewan ternak.

Sebelum ke Inggris, larva ini juga berhasil diekspor ke Jepang dan Belanda oleh perusahaan yang sama dengan jumlah 59,113 ton dan total nilai penjualan Rp 3,31 triliun dalam kurun waktu tahun 2018-2019.

Menurut Budi, industri ini sangat menjanjikan dan memiliki peluang yang besar bagi perusahaan pakan ternak Indonesia lainnya untuk mengembangkan di pasar lokal hingga mancanegara.

Terlebih, larva kering ini terjamin ketersediaannya setiap saat dengan harga yang relatif lebih murah dibanding sumber protein lainnya.

aca Juga: Isu Kiamat Semakin Dekat usai Ka'bah Sepi dari Ibadah Thawaf, Pihak KJRI Berikan Fakta Sebenarnya

Inilah yang memungkinkan perusahaan peternakan akan tertarik karena dapat menekan biaya pakan dengan kontribusi sekitar 70-75 persen dari total biaya produksi.

"Untuk memenuhi target ekspor dalam tiga tahun ke depan sebesar 24.000 ton per tahun dengan total nilai penjualan mencapai Rp 1,3 Triliun. Perusahaan ini kita kembangkan juga di daerah Pekanbaru, Riau," kata Budi.

Sementara itu, saat ini PT Bio Cycle Indo sedang melakukan pengurangan izin untuk negara Amerika yakni FBA dan Kanada CFIA.

Budi memandang pengurangan izin dapat memudahkan semua regulasi segera lengkap dan Indonesia bisa menjadi raja dari pada maggot atau larva kering ini.

Baca Juga: Dipengaruhi Berbagai Faktor, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya 2020 Masuk 5 Besar Indeks Kerawanan Pemilu Versi Bawaslu RI

"Sampai tahun ini kita mempunyai pengiriman yang cukup bagus, permintaan yang luar biasa. Kenapa, karena kita punya belatung atau maggot kelas dunia yang tidak bisa negara lain kalahkan," jelas Budi.

Adapun pengiriman ekspor larva ini dilaksanakan melalui pelabuhan Tanjung Priok dengan disertai penjaminan kesehatan dan keamanannya.

Penjaminan itu didapatkan melalui Sertifikat Kesehatan yang dikeluarkan oleh Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok.

Di sana tempat produksi telah ditetapkan sebagai Tempat Tindakan Karantina oleh Menteri Pertanian serta disertifikasi dengan nomor kontrol tertentu.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Pemerintah Kota Bogor

Tags

Terkini

Terpopuler