Setelah penyerang, Abdullakh Anzorov, seorang pria berusia 18 tahun asal Chechnya, yang memenggal Paty ditembak mati oleh polisi.
Namun setelah itu, Macron memberikan penghormatan kepada Paty, dan kartun yang dirilis oleh Charlie Hebdo juga diproyeksikan pada bangunan di beberapa kota.
Bahkan, Presiden Prancis membela karikatur itu, dengan mengatakan Prancis ‘tidak akan menghentikan kartun kami’. Pernyataan itu memicu kemarahan Umat Muslim di seluruh dunia.
Selain kecaman dari sejumlah negara termasuk Turki, Iran, dan Pakistan, ada seruan untuk juga untuk memboikot produk, protes, dan serangan Prancis terhadap situs Prancis.***