PR TASIKMALAYA- Para tahanan Guantanamo dijanjikan akan dikirim ke negara Muslim untuk direhabilitasi dan membantu mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat, membuka jalan menuju pekerjaan, uang, dan pernikahan, menurut pengacara dan keluarga mereka.
Namun menurut pernyataan keluarga terhadap pihak The Assosiated Press mengungkapkan ternyata yang terjadi adalah sebaliknya.
Diketahui para tahanan yang teridiri atas 18 warga Yaman dan satu orang Rusia yang menyapu Afghanistan dan Pakistan pada serangan 11 September diketahui telah mendekam dalam tahanan di Uni Emirat Arab (UEA) selama lima tahun.
Baca Juga: Dituding Tidak Berpihak pada Rakyat dalam UU Cipta Kerja, Mahfud Singgung Masalah Wewenang
Beberapa tahanan melakukan panggilan telepon sporadis dari lokasi yang dirahasiakan di UEA yang diduga merupakan penjara terkenal yang penuh dengan penyiksaan.
Beberapa tahanan membisikkan kepada keluarga mereka bahwa kehidupan di Guantanamo sangat buruk sehingga mereka berharap kembali ke negara asalnya
Saat ini diketahui adanya rencana untuk mengirim mereka ke Yaman, dimana keluarga mereka khawatir para tahanan akan diperlakukan dengan lebih buruk.
Baca Juga: Pulihkan Ekonomi Berbasis Padat Karya Lewat Mangrove, Petani Bisa Dapat Rp8,5 Juta
Seorang pejabat senior pemerintah Yaman mengkonfirmasi rencana tersebut, menunggu pengaturan keamanan; seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengindikasikan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) mengetahui hal itu terjadi.