Kisah Pilu Tahanan Guantanamo yang Ingin Kembali Ke Negaranya

- 22 Oktober 2020, 21:25 WIB
Ilustrasi Bendera Amerika Serikat
Ilustrasi Bendera Amerika Serikat /Pixabay / TayebMEZAHDIA

Mantan Presiden AS Barack Obama mendesak untuk menutup fasilitas Guantanamo di tengah tentangan dari Kongres.

Rencananya adalah untuk mengadili beberapa tahanan dan terus menahan yang lain tanpa dakwaan sementara kasus mereka dievaluasi oleh dewan peninjau.

Mereka yang tidak lagi dianggap berbahaya akan dipindahkan ke tanah air atau negara ketiga mereka.

Baca Juga: Permudah Wisatawan, Manfaatkan Layanan Angkutan Wisata Gratis di Banyuwangi dari Kemenhub dan Damri

Namun Presiden AS Donald Trump memiliki rencana lain. Sebelum menjabat, dia menyatakan di Twitter bahwa "tidak akan ada rilis lebih lanjut dari GITMO".

Pemerintahannya membongkar seluruh kantor yang ditugaskan untuk menutup fasilitas Guantanamo, mengawasi pemindahan, dan menindaklanjuti para tahanan yang dimukimkan kembali.

Ketentuan perjanjian yang dibuat AS dengan UEA dan puluhan negara lain yang menerima tahanan Guantanamo tidak dipublikasikan.

Baca Juga: Masih Jadi Polemik, Sektor Transportasi Penerbangan Justru Sambut Baik UU Cipta Kerja

Tetapi Ian Moss, mantan kepala staf untuk utusan Guantanamo Departemen Luar Negeri, bersikeras bahwa, “Kami ingin orang-orang ini setelah dibebaskan memiliki awal yang baru dalam hidup.

Bukan bagian dari kesepakatan bahwa mereka dipenjara. Itu tidak pernah menjadi bagian dari kesepakatan. "***

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah