"Korea Utara berada dalam situasi yang jauh lebih mengerikan daripada yang kita pikirkan. Saya pikir mereka mencoba untuk memeras sesuatu dari Selatan," kata Choo Jae-woo, seorang profesor di Universitas Kyung Hee.
Memutuskan komunikasi adalah tindakan kuno untuk Pyongyang. Dalam hal ini, Daniel Wertz dari Komite Nasional Korea Utara yang berbasis di AS mengungkapkan komentarnya.
"Saluran komunikasi reguler sangat dibutuhkan selama krisis, dan untuk alasan itu Korea Utara memotongnya untuk menciptakan atmosfir risiko yang semakin tinggi," katanya.
Orang-orang Korea Utara telah marah dengan perilaku licik dari otoritas Korea Selatan.
Baca Juga: Suami Istri Bandar Narkoba Tasikmalaya Mengaku Disuplai Kiloan Sabu dari Lapas Banceuy Bandung
Laporan itu menuduh pihak berwenang Korea Selatan secara tidak bertanggung jawab membiarkan para pembelot menyakiti martabat kepemimpinan tertinggi Korea Utara.
"Kami telah mencapai kesimpulan bahwa tidak perlu duduk berhadap-hadapan dengan pihak berwenang Korea Selatan dan tidak ada masalah untuk berdiskusi dengan mereka, karena mereka hanya membangkitkan kekecewaan kami," kata KCNA.***