Kedua, orang-orang yang bergerak menghadapi krisis sosial ekonomi, walaupun seringkali tanpa akses ke perlindungan sosial seperti mereka yang bekerja di ekonomi informal.
Guterres menunjukkan bahwa hilangnya pendapatan dari COVID-19 kemungkinan akan menyebabkan penurunan pengiriman ekonomi yang sangat besar.
Covid-19 ini merampas sekitar 800 juta orang kehilangan pendapatan yang menjadi hal utama untuk kehidupan.
Ketiga, dengan lebih dari 150 negara memberlakukan batasan perbatasan untuk menahan penyebaran virus, kepala PBB mengatakan orang-orang yang bergerak juga menghadapi krisis perlindungan.
Baca Juga: Video 'Keke Bukan Boneka' Hilang di Youtube, Rinni Wulandari Sebut Bahwa itu Bukan Wewenangnya
Dia menunjukkan bahwa xenophobia, rasisme dan stigmatisasi sedang meningkat, dan perempuan dan anak perempuan secara khusus alami kekerasan, pelecehan dan eksploitasi berbasis gender.
Dalam konteks pandemi Covid-19 ini, Guterres menunjuk pada 4 pemahaman inti yang diperlukan untuk menata kembali mobilitas manusia.
Pertama, negara-negara perlu menyadari bahwa pengecualian itu mahal.
"Kesehatan masyarakat yang inklusif dan respon sosial-ekonomi akan membantu menekan virus, memulai kembali ekonomi kita dan memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” ujarnya.
Baca Juga: Kerap Dengar Berita Penolakan Jenazah Covid-19, Ridwan Isa Hibahkan 1,5 Hektar Tanah untuk Pemakaman