Cek Fakta: Benarkah PBB Hanya Beri Bantuan Covid-19 untuk Negara yang Legalkan Aborsi?

- 27 Mei 2020, 19:40 WIB
HOAKS narasi bahwa  Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan memberikan bantuan Covid-19 bagi negara-negara yang melegalkan aborsi.*
HOAKS narasi bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan memberikan bantuan Covid-19 bagi negara-negara yang melegalkan aborsi.* //Turn Back Hoax MAFINDO

PIKIRAN RAKYAT - Beredar sebuah narasi yang menyebutkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan memberikan bantuan Covid-19 bagi negara-negara yang melegalkan aborsi.

Lebih detail, narasi itu beredar dalam bentuk artikel yang diterbitkan portal media LifeNews berjudul “UN Refuses to Send Coronavirus Funds to Pro-Life Nation Unless It Legalizes Abortions” pada 18 Mei 2020.

Baca Juga: Demi Ingin Nikahi Perempuan Lain, Seorang Suami Tega Bunuh Sang Istri dengan Gigitan Ular Kobra

Berikut ini cuplikan narasi yang diedarkan dalam media sosial tersebut:

PBB Menolak Mengirimkan Bantuan Coronavirus ke Negara Pro-Life, Kecuali Melegalkan Aborsi,” demikian bunyi narasi yang dijadikan judul artikel dalam pemberitaan LifeNews

Dalam narasinya, LifeNews menuliskan bahwa PBB menggunakan alasan bantuan Covid-19 untuk menekan Ekuador agar melegalkan pembunuhan bayi yang belum lahir dalam aborsi.

Baca Juga: Bikin Warga Resah, Gelombang Pasang Terjang Pantai Cipatujah

Selain itu, salah satu Kantor Berita Katolik di Ekuador melaporkan Kementerian Hubungan Luar Negeri dan Mobilitas Manusia Ekuador, baru-baru ini meminta bantuan USD 46,4 juta kepada Rencana Tanggap Kemanusiaan PBB untuk penanganan Covid-19.

Adapun disebutkan dalam “paket” bantuan itu bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak-anak serta layanan kesehatan seksual dan reproduksi lainnya selama pandemi, termasuk aborsi.

Baca Juga: Terima Peringatan pada Unggahannya, Donald Trump Menuduh Twitter Campuri Urusan Pemilu 2020

Berdasarkan penelusuran PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Turn Back Hoax dan AFP Fact Check, diketahui fakta yang berbeda dengan klaim narasi yang disebutkan dalam pemberitaan internasional tersebut.

Melansir dari AFP Fact Check, ditemukan sebuah artikel asli yang berjudul “UN falsely accused of demanding Ecuador ‘legalize’ abortions to get Covid-19 aid” yang diunggah pada 23 Mei 2020.  Dijelaskan dalam artikel itu bahwa ada kekeliruan pemahaman dalam berita tersebut.

Baca Juga: Kerugian Capai Rp 100 Juta, Dua Rumah Warga di Sodonghilir Ludes Dilahap Si Jago Merah

Lebih lanjut penelusuran menjelaskan bahwa artikel LifeNews merujuk pada 30 April dengan situasi saat itu Kementerian Hubungan Luar Negeri Ekuador meminta permohonan bantuan sebesar USD 46,4 juta kepada Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Terlebih, OCHA dinilai sebagai pimpinan tanggap darurat internasional PBB terhadap virus Corona.

Bahkan, ditemukan pula dokumen pemerintah yang bertujuan menjaga “kesinambungan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak-anak serta layanan kesehatan seksual dan reproduksi lainnya selama pandemi.”

Baca Juga: Empat Kali Lebih Besar dari Ukuran Biasa, Nyamuk Harimau Kini Menginvasi Prancis di Tengah Covid-19

Dalam dokumen itu yang menjadi awal dari kesalahpahaman karena adanya penjelasan terkait perlunya meningkatkan kesadaran tentang “akses yang aman dan legal untuk aborsi”.

Sehingga akhirnya, dokumen itu menjadi gambaran utama yang disadur berbagai artikel online sebagai syarat bantuan PBB.

Sementara itu, juru bicara OCHA sendiri juga melakukan pembelaan yang dapat terlihat sebagai berikut:

Baca Juga: Polisi Sebut Kucing Besar Berkeliaran di Taman Tak Bahaya, Seorang Pria Justru Yakini itu Cheetah

“Setiap saran bahwa kita menggunakan alasan pandemi Covid-19 sebagai peluang untuk mempromosikan aborsi adalah tidak benar,” ujar Zoe Paxton sebagai juru bicara OCHA di New York dalam pernyataan tertulisnya melalui email.

Lebih lanjut, Paxton menerangkan bahw OCHA sejauh ini memberi dukungan terhadap layanan kesehatan untuk jutaan wanita yang meninggal selama kehamilan dan persalinan, serta melindungi orang dari infeksi menular seksual, termasuk HIV.

Baca Juga: Warga Dihebohkan dengan Berita Mamah Dedeh Meninggal, Pihak Keluarga Beri Penjelasan

Di sisi lain, pernyataan bantahan juga disampaikan Juru Bicara PBB di Ekuador, Mario Naranjo. Ia memastikan bantuan kemanusiaan diberikan tanpa syarat.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Turn Back Hoax MAFINDO AFP Fact Check


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x