Sekitar setengah dari negara-negara Afrika mengalami penularan virus oleh komunitas. Namun, situasi di Amerika Selatan tampak lebih suram.
"Dalam arti tertentu, Amerika Selatan telah menjadi episentrum baru untuk penyakit ini," Dr. Mike Ryan, pakar kedaruratan utama WHO.
Brasil adalah yang paling terpengaruh, dan pihak berwenang di sana telah menyetujui penggunaan luas obat anti-malaria hydroxychloroquine untuk pengobatan COVID-19.
Namun Ryan menegaskan bahwa bukti klinis tidak mendukung penggunaan obat secara luas terhadap penyakit, mengingat risikonya.
Baca Juga: Desak Perpanjang Gencatan Senjata, Afghanistan akan Bebaskan Sebanyak 900 Anggota Taliban
"Sembilan negara Afrika mengalami kenaikan 50% dalam beberapa kasus dalam sepekan terakhir, sementara yang lain mengalami penurunan atau tingkat stabil," ujar Ryan.
Tingkat kematian yang rendah mungkin karena separuh populasi benua adalah 18 tahun atau lebih muda.
Ia juga mengatakan dia masih khawatir penyakit ini akan menyebar di benua dengan 'kesenjangan yang signifikan' dalam layanan perawatan intensif, oksigen medis dan ventilasi.***