PIKIRAN RAKYAT - Australia menambah tekanan bagi Tiongkok atas penanganannya terhadap virus corona baru (SARS-CoV-2).
Pihaknya mempertanyakan transparasi dan menuntut penyelidikan internasional tentang asal usul virus corona dan bagaimana penyebarannya.
Virus corona pertama kali diyakini muncul di pasar basah yang menjual satwa liar di Pusat Kota Wuhan di Tiongkok pada akhir Desember 2019 lalu.
Baca Juga: Imbauan Resmi MUI soal Ramadhan di Musim Pandemi, dari Ziarah hingga Zakat Fitrah
Baca Juga: Aksi Tepuk Tangan Para Legenda Sepak Bola, Penghormatan pada Tenaga Medis di Seluruh Dunia
Baca Juga: Bantuan Sosial Dampak Covid-19 di Depok Dipotong Rp 25.000, Wali Kota Angkat Bicara
Virus ini kini tengah menyebar di seluruh dunia menginfeksi kurang lebih 2,3 juta populasi dan menyebabkan kematian hingga lebih dari 160.000 per-tanggal 19 Aoril 2020.
Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengatakan kehkawatirannya tentang transparasi Tiongkok soal virus corona.
"Masalah-masalah seputar virus corona adalah masalah untuk tinjauan independen, dan saya pikir penting bagi kita untuk melakukan itu (penyelidikan, red.)," kata Payne seperti yang diberitakan oleh Reuters.
Ia mengatakan bahwa Australia akan bersikeras untuk mengungkapnya.
Baca Juga: Kabar Duka, Satu Lagi Pasien Positif Covid-19 di Kota Tasikmalaya Tutup Usia
Baca Juga: Dengan Sejumlah Syarat, Ormas Islam Tasikmalaya Sepakat Salat Tarawih Berjemaah Dibolehkan
Baca Juga: Di Tengah Hantaman Corona, Tasikmalaya Mampu Tuntaskan Panen Raya
Sejauh ini Negara Australia memiliki angka kasus sebanyak 6.586 dengan angka kematian mencapai 70 kasus.
Tingkat peningkatan kasus baru di Australia di bawah 1% selama tujuh hari berturut-turut, jauh lebih rendah daripada negara lain.
Seruan Payne untuk penyelidikan wabah itu terjadi pada saat hubungan yang tegang antara negaranya dan mitra dagangnya.
Hubungan memburuk di tengah tuduhan Australia terkait campur tangan Tiongkok dalam urusan dalam negerinya.
Baca Juga: Peduli Covid-19, Anak Muda Kabupaten Tasikmalaya Gelar Aksi Sosial Babagi Masker Gratis
Baca Juga: Petugas Medis Gunakan APD saat Evakuasi Jenazah yang Meninggal Mendadak di Teras Rumahnya
Baca Juga: Aksi Tepuk Tangan Para Legenda Sepak Bola, Penghormatan pada Tenaga Medis di Seluruh Dunia
Serta kehawatiranya terkait pengaruh Tiongkok yang tumbuh tidak semestinya dan masuk ke area Pasifik.
"Kepercayaan saya pada Tiongkok didasarkan pada jangka panjang. Kekhawatiran saya adalah tentang transparansi dan memastikan bahwa kami dapat terlibat secara terbuka," ujar Payne.
Selain itu, Trump juga pihak lainnya banyak yang menuduh Tiongkok kurang transparan dalam mengungkap kasus virus corona.
Namun dalam hal ini, Tiongkok menampik tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa mereka telah terbuka tentang wabah dan memperingatkan dunia tentang hal tersebut.
Baca Juga: FDA Memperingatkan Bahwa Kemasan Makanan Tak menjadi Bukti Penularan Virus Corona
Baca Juga: Aksi Tepuk Tangan Para Legenda Sepak Bola, Penghormatan pada Tenaga Medis di Seluruh Dunia
Baca Juga: Genap Berusia 90 Tahun, PSSI Diharapkan Bisa Bangunkan Macan Asia yang Tidur Terlalu Lama
Pekan lalu, Trump menangguhkan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan menuduhnya terlalu pro kepada Tiongkok.
Badan yang bermarkas di Jenewa itu menolak, namun Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt ikut mengkritik WHO, mengatakan beberapa tanggapannya terhadap virus corona tidak membantu.
"Apa yang kami lihat dari beberapa pejabat di Jenewa, kami pikir merupakan respons yang tidak membantu dunia," kata Hunt seolah ikut meyalahkan WHO.
Australia menentang saran WHO pada 1 Februari 2020 dan melarang orang yang datang dari Tiongkok.
Baca Juga: Laporkan Informasi Covid-19 Secara Utuh, Kadinkes Tasikmalaya: Bukan untuk Menakut-nakuti
Baca Juga: Petugas Medis Gunakan APD saat Evakuasi Jenazah yang Meninggal Mendadak di Teras Rumahnya
Baca Juga: Aksi Tepuk Tangan Para Legenda Sepak Bola, Penghormatan pada Tenaga Medis di Seluruh Dunia
Ia kemudian menutup perbatasannya dan memberlakukan pembatasan ketat pada pergerakan warganya.
Hunt mengatakan Australia menang dalam kampanye melawan virus corona tetapi belum menang.
"Kami harus fokus pada penahanan dan kapasitas," katanya.***