Baca Juga: 6 Berkas Perkara HRS Diserahkan Ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur
“Anak-anak panik dan lari ke depan… Saya tidak bisa berbuat apa-apa tetapi saya berdoa agar Tuhan menyelamatkan dan membantu anak-anak,” katanya.
Pertama dia melihat seorang pria tertembak di kepala jatuh mati di depannya - kemudian dia merasakan sengatan gas air mata.
"Saya merasa dunia sedang runtuh. Saya sangat sedih itu terjadi saat saya memohon kepada mereka," katanya.
Sebuah tim penyelamat lokal mengkonfirmasi kepada AFP bahwa dua pria ditembak mati di tempat selama protes pada hari Senin, meskipun tidak mengkonfirmasi apakah peluru tajam atau peluru karet digunakan.
Baca Juga: AHY Datangi KPU untuk Buktikan KLB Partai Demokrat Ilegal, Teddy Gusnaidi: Bikin Malu Saja
Pada hari Selasa, salah satu almarhum, Zin Min Htet, dibaringkan dalam peti kaca dan diangkut dengan mobil jenazah emas yang ditutupi bunga putih dan merah.
Para pelayat mengangkat tiga jari sebagai simbol perlawanan, saat ansambel musik pemain instrumen kuningan, penabuh genderang dan seorang bagpiper berseragam putih bersih memimpin prosesi pemakaman.
Kachin, negara bagian paling utara Myanmar, adalah rumah bagi kelompok etnis Kachin dan merupakan tempat konflik selama bertahun-tahun antara kelompok bersenjata dan militer.
Baca Juga: Bantah Keras Pelajaran Agama Akan Dihilangkan, Nadiem Makarim Minta Masyarakat Berpikir Kritis