Tanggapi Polemik Pernyataan Macron Soal Kartun Nabi Muhammad, PBB: Dunia Harus Saling Menghormati

29 Oktober 2020, 20:29 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. /Instagram @emmanuelmacron

PR TASIKMALAYA - Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan Islam sebagai ‘agama dalam krisis’ dan mengumumkan rencana undang-undang yang lebih keras untuk menangani ‘separatisme Islam’ di Prancis.

Ketegangan semakin meningkat setelah kasus pemenggalan kepala seorang guru sekolah menengah, Samuel Paty, di pinggiran Paris setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad di salah satu kelasnya tentang kebebasan berekspresi, pada 16 Oktober 2020.

Menanggapi hal itu, perwakilan Tinggi PBB untuk Aliansi Peradaban Miguel Angel Moratinos menyerukan dunia untuk saling menghormati semua agama dan kepercayaan, guna mengembangkan budaya persaudaraan dan perdamaian.

Baca Juga: Ganjar Kalahkan Puan Maharani di Elektabilitas Pilpres 2024, Megawati: Jangan Pegang Hasil Survei

Moratinos mengatakan dia prihatin dengan meningkatnya ketegangan dan contoh intoleransi yang dipicu oleh majalah mingguan Prancis Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur satir yang menggambarkan Nabi Muhammad, sososk yang dihormati dan dicintai oleh Umat Islam di dunia.  

“Karikatur yang menghasut juga telah memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, yang diserang karena agama, kepercayaan atau etnis mereka,” kata Moratinos.

Dia menggarisbawahi bahwa penghinaan terhadap agama dan simbol-simbol suci agama,  memprovokasi kebencian dan ekstremisme kekerasan yang mengarah pada polarisasi dan fragmentasi masyarakat.

”Kebebasan berekspresi harus dilakukan dengan cara yang sepenuhnya menghormati keyakinan agama dan prinsip semua agama. Tindakan kekerasan tidak dapat dan tidak boleh dikaitkan dengan agama, kebangsaan, peradaban, atau kelompok etnis apa pun," ujar Moratinos.

Baca Juga: Kelebihan Garam Bisa Sebabkan Hipertensi, Ahli Sarankan Menggantinya dengan Rempah

Setelah penyerang, Abdullakh Anzorov, seorang pria berusia 18 tahun asal Chechnya, yang memenggal Paty ditembak mati oleh polisi.

Namun setelah itu, Macron memberikan penghormatan kepada Paty, dan kartun yang dirilis oleh Charlie Hebdo juga diproyeksikan pada bangunan di beberapa kota.

Bahkan, Presiden Prancis membela karikatur itu, dengan mengatakan Prancis ‘tidak akan menghentikan kartun kami’. Pernyataan itu memicu kemarahan Umat Muslim di seluruh dunia.

Selain kecaman dari sejumlah negara termasuk Turki, Iran, dan Pakistan, ada seruan untuk juga untuk memboikot produk, protes, dan serangan Prancis terhadap situs Prancis.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Anadolu Agency

Tags

Terkini

Terpopuler