Umbi-umbian Porang Berpotensi Pulihkan Ekonomi Jabar Pasca Pandemi

14 Oktober 2020, 17:33 WIB
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja.* //Pemerintah Provinsi Jawa Barat

PR TASIKMALAYA – Di tengah lesunya aktivitas ekonomi karena Covid-19, sektor pertanian justru menunjukan tingkat pertumbuhan.

Pertanian menjadi sektor yang dapat bertahan dalam situasi pandemi. Ini terjadi karena sektor pertanian khususnya pangan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Kondisi ini dapat menjadi peluang dalam meningkatkan dan memulihkan ekonomi di Jawa Barat yang terdampak Corona.

Baca Juga: Pemkab Pati Terima Opini WTP 5 Kali, Bupati: Dulu Sulit Didapatkan

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja dalam Rapat Koordinasi Peluang Usaha Ekspor dan Substitusi Impor Produk Tanaman Pangan Khusunya Porang di Aston Hotel, Kota Bandung.

Ia menyatakan bahwa sektor pertanian di massa pandemi Covid-19 justru mengalami pertumbuhan.

Kondisi ini dapat menjadi peluang dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Baca Juga: Dua Tunggal Putra Asia Berhasil Maju ke Babak Kedua Denmark Open 2020

“Salah satu sektor yang positif (pertumbuhannya) adalah usaha di sektor pertanian. Situasi ini harus cepat kita tangkap,” ungkap Setiawan pada Selasa, 13 Oktober 2020.

Ia menjelaskan, pendemi Covid-19 menjadi momentum pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar untuk membangkitkan sektor pertanian lokal.

Melalui Dinas tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat, pihaknya intens mendorong semua pihak untuk memajukan sektor pertanian di Jabar.

Baca Juga: Ridwan Kamil Bangga, Jawa Barat Sumbang Sepertiga Ekspor Industri Kreatif Nasional

“Melakukan bisnis pertanian saat ini sangat tepat,” lanjutnya.

Setiawan berpendapat, ada sejumlah faktor yang membuat pertanian mampu bertahan di tengah pandemi.

“Pertama, aktivitas pertanian masih dapat berjalan dengan baik meski protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Kemudian kebutuhan masyarakat akan pangan masih tinggi,” sebutnya.

Baca Juga: Mahasiswa Tiongkok Tertarik Pelajari Bahasa Sunda dan Jawa

Namun, setiawan menambahkan bahwa ada tantangan yang harus dihadapi pelaku pertanian, yaitu suplai dan permintaan. Jelasnya, bagaimana agar suplai terjamin di tengah permintaannya yang tinggi.

“Permintaannya tinggi, maka bagaimana sekarang suplai terjamin. Lalu, logistiknya seperti apa. Itu juga harus kita pikirkan,” tegasnya.

Setiawan juga mengungkapkan, porang (tanaman umbi-umbian) saat ini menjadi komoditas yang menjanjikan. Tidak hanya berpeluang menjadi komoditas ekspor, porang juga memiliki nilai jual tinggi.

Baca Juga: Hizbullah dan Amal Kritik Tim Negosiasi Lebanon dengan Israel

“Dulu porang ini dianggap makanan ular, tapi sekarang sudah tidak. Bahkan sudah banyak kisah sukses petani porang,” jelas Setiawan.

Keadaan ini dapat menjadi peluang Jabar untuk mengembangkan porang. Terlebih masih banyak lahan subur di Jabar yang dapat dimanfaatkan untuk menanam porang.

“Kalau kita lihat skala budi daya porang masih sifatnya individu bukan usaha besar-besaran. Maka, kita harus bergerak lebih,” imbuhnya.

Baca Juga: Kurangi Jumlah Pengangguran, Kemenperin Laksanakan Diklat 3 in 1

Nama lain dari porag adalah iles-iles, merupakan tanaman umbi-umbian dari spesies Amporphophallus Muelleri.

Dalam pemanfaatannya, porang digunakaan sebagai bahan baku tepung, kosmetik, dan penjernih air.

“Kalau lihat khasiatnya, ini sangat banyak dan mungkin lebih dari ini. Kesempatan emas manfaatkan dengan baik. Harapannya, (budi daya porang) bisa menyerap tenaga kerja,” terangnya.

Baca Juga: Pengembangan Obat Modern Asli Indonesia Jadi Fokus Kemenperin

Sedangkan menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jabar, Dadan Hidayat mengatakan, pihaknya akan mendorong budi daya porang di Jabar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

“Kita juga sedang merencanakan, Jabar harus bisa produksi benih porang. Tidak hanya untuk kecukupan Jabar, tapi juga untuk kebutuhan nasional dan internasional,” ujar Dadan.

Selanjutnya, Dadan menuturkan, porang merupakan tanaman yang cocok ditanam pada musim hujan.

Baca Juga: 155 Orang Diamankan dalam Demo Tolak UU Ciptaker, Dua di Antaranya Adalah Pelajar SD

“Kolaborasi lahan dari kehutanan, Porang dari dinas pertanian. Kita hadir bersama dari satu keinginan, yakni meningkatkan peluang usaha ekspor porang dari Jawa Barat,” pungkas Dadan.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Tags

Terkini

Terpopuler