HRS Ungkap Ada Perjanjian dengan Intelejen, DPR Singgung soal Program Deradikalisme

- 12 November 2020, 06:40 WIB
Anggota DPR RI Komisi I, Syaifullah Tamliha: Anggota DPR, Syaifullah Tamliha mengaku belum mengetahui secara pasti terkait isi dokumen perjanjian Habib Rizieq dengan BIN.
Anggota DPR RI Komisi I, Syaifullah Tamliha: Anggota DPR, Syaifullah Tamliha mengaku belum mengetahui secara pasti terkait isi dokumen perjanjian Habib Rizieq dengan BIN. /Instagram/@syaifullahtamliha

PR TASIKMALAYA - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, mengungkap alasannya terbang ke Arab Saudi sebab ada perjanjian dengan intelijen.

Menanggapi pernyataan tersebut, anggota Komisi I DPR RI, Syaifullah Tamliha mengaku belum mengetahui tentang adanya perjanjian antara Rizieq dengan Badan Intelijen Negara.

Lebih lanjut, Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut mengungkapkan bahwa pihaknya sama sekali belum mendapatkan laporan terkait hal itu.

Baca Juga: PM Pakistan Ungkap Tantangan dan Peluang Afghanistan usai Joe Biden jadi Presiden AS

“Sejak Habib Rizieq Shihab ke Arab Saudi hingga hari ini, Kepala BIN, Budi Gunawan belum pernah menyampaikan kepada komisi I adanya perjanjian BIN sebagaimana klaim tersebut," jelas Tamliha.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari RRI, Tamliha tidak menampik kenyataan bahwa BIN memang melakukan banyak kerjasama dengan berbagai kalangan.

Kerjasama itu termasuk dengan ulama dan tokoh masyarakat terkait operasi khusus seperti deradikalisasi terhadap kelompok teroris dan lain sebagainya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Hari ini, 12 November 2020: Hujan Disertai Petir pada Sore Hari

Maka dari itu, ditekankannya, bukan tidak mungkin HRS terlibat dalam salah satu operasi tersebut.

"Saya mencermati ceramah dari HRS selama ini, walaupun pernyataan beliau sering bernada keras, tapi masih dalam koridor ahlusunnah wal jamaah atau di Timur Tengah biasa disebut dengan Aliran Sunni.

"Jika HRS bekerjasama dengan BIN dalam operasi khusus melalui program deradikalisme, maka kemungkinan tersebut mungkin benar adanya,” urai Tamliha.

Baca Juga: Berkuasa Selama 50 Tahun, Perdana Menteri Terlama di Dunia dari Bahrain Meninggal

Sebelumnya, lewat tayangan di kanal YouTube Front TV, HRS mengaku kepergiannya ke Arab Saudi karena dirinya memiliki perjanjian dengan Badan Intelijen Negara.

Hal itu ia ungkap saat otoritas Arab Saudi menanyakan tentang isu dirinya memiliki masalah dengan BIN dan meminta untuk membuktikan bahwa tidak masalah sebagaimana dimaksud.

Kala itu, ia mengaku memiliki dokumen perjanjian resmi dengan Badan Intelijen Negara. Dokumen tersebut pun ditunjukkannya ke pihak Arab Saudi.

Baca Juga: Merasa Puas dengan Performa Neymar, Club PSG Siap Perpanjang Kontrak

Meski demikian, HRS menekankan bahwa dokumen tersebut harus dirahasiakan dan tidak boleh dipublikasikan.

Otoritas Arab Saudi pun terkejut. Selanjutnya, otoritas Arab Saudi di bagian intelijen meminta maaf karena telah menuduhnya.

Dalam kesempatan tersebut, HRS juga tidak lupa menjelaskan bahwa semua kasus hukum yang menimpanya di Indonesia sudah dihentikan atau SP3, ketika ia terbang dan menetap di Arab Saudi selama 3,5 tahun.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x