Kritik Kenaikan Tarif KRL Commuter Line, Anggota DPR Sebut Bakal Memperbesar Kesenjangan Sosial

- 1 Mei 2024, 06:22 WIB
KRL melintas di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 4 Juli 2023.
KRL melintas di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 4 Juli 2023. /Antara/Yulius Satria Wijaya/

PR TASIKMALAYA - Kenaikan tarif KRL Commuter Line oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) menuai kritik dari Anggota Komisi V DPR RI, Toriq Hidayat. Menurutnya, langkah ini akan memperbesar kesenjangan sosial dan ekonomi di masyarakat kita.

Toriq Hidayat menekankan bahwa kenaikan tarif KRL tidak sejalan dengan kondisi ekonomi masyarakat terutama di masa pascapandemi yang masih penuh ketidakpastian. Kenaikan tarif KRL ini akan memperberat beban ekonomi bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yang bergantung pada angkutan publik untuk kebutuhan sehari-hari.

Pemerintah berencana menaikkan tarif perjalanan KRL Commuter Line menjadi Rp5 ribu untuk perjalanan 25 kilometer, dari sebelumnya Rp3 ribu.

PT KAI Commuter (KCI) telah mengusulkan kenaikan tarif ini yang belum berubah sejak 2016 namun usulan tersebut masih dalam tahap pembahasan oleh Pemerintah.

Baca Juga: Kasus Korupsi Rumah Jabatan: KPK Geledah Gedung DPR untuk Kumpulkan Bukti

Dilansri dari ANTARA, dalam menghadapi kenaikan tarif ini Toriq Hidayat berkomitmen untuk menyerukan kepada Kementerian Perhubungan agar mendengarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

Toriq menekankan pentingnya meninjau kembali rencana kenaikan tarif ini untuk mencari solusi yang lebih adil dan berkelanjutan.

PT KAI Commuter (KCI) sendiri mengungkapkan bahwa penyesuaian tarif KRL merupakan wewenang dari pemerintah sebagai regulator.

Pihak mereka akan menunggu keputusan resmi dari Pemerintah terkait kenaikan tarif ini.

Halaman:

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah