Demo Tolak UU Cipta Kerja Berbuntut Panjang, Ratusan Orang Ditetapkan Jadi Tersangka Perusuh

- 19 Oktober 2020, 16:57 WIB
Ilustrasi Demo Buruh.*/Dok. PR
Ilustrasi Demo Buruh.*/Dok. PR /


PR TASIKMALAYA - Demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja di DKI Jakarta menjadi perhatian bagi publik. 

Polda Metro Jaya dalam hal ini, menetapkan ratusan orang sebagai tersangka buntut aksi ricuh unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja, pada tanggal 8 dan 13 Oktober di Jakarta.

“Saat ini pihaknya telah menetapkan 131 tersangka terkait kasus kericuhan dan 69 di antaranya ditahan polisi. Sebelumnya, polisi telah menahan 28 orang, dan kini total ada 69 orang,” ungkap Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana. 

Baca Juga: 4 Game Online Ini Cocok Dimainkan Ketika Sedang Bosan di Rumah Karena Pandemi

"Sampai saat ini Polda Metro Jaya menetapkan 131 tersangka yang terkait beberapa kasus yaitu perusakan gedung ESDM,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana kepada awak media, Senin 19 Oktober 2020.

Nana menjelaskan bahkan selain gedung, perusakan mobil terjadi di Pejompongan, lalu ada perusakan dan vandalisme oleh kelompok anarko dan kasus ambulans di Cikini, Jakarta Pusat, kemudian kasus Tugu Tani dan kasus penganiayaan anggota Krimsus dan Polres Tangerang Kota serta pos polisi.

"Perkembangan terbaru, Polda Metro Jaya telah menahan 20 orang tersangka kasus perusakan halte fasilitas pabrik danpos polisi di sepanjang Jalan Sudirman Jakpus," lanjutnya.

Nana juga mengatakan, bahwa dari 131 tersangka tersebut mayoritas merupakan para pelajar, mahasiswa dan pengangguran. Para tersangka tersebut dijerat dengan Pasal 212 KUHP pasal 218 pasal 170 srta pasal 406 KUHP.

Baca Juga: Viral Pemuda Ngakak Saat Mobilnya Ditarik TNI, Fadli Zon: Saya Terganggu, Mereka Melayani Siapa?

"Untuk penggerak terus kami lakukan pengejaran dan penyelidikan terhadap pada para penggerak aksi tersebut," tandasnya.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan ada puluhan halte TransJakarta yang rusak akibat demo omnibus law Cipta Kerja yang berujung ricuh. Tiga halte di antaranya rusak berat dan harus dirombak total.

"Jadi ada 46 halte yang mengalami kerusakan, kemudian ada tiga halte yang rusak berat. Ini seperti halte di Bundaran HI, Tosari, sama Sawah Besar. Itu rusak berat yang harus dirombak total," kata Anies setelah meninjau Halte TransJakarta Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu 10 Oktober 2020.

Setelah itu, Anies memperkirakan biaya perbaikan halte TransJakarta yang rusak mencapai Rp 65 miliar.

Baca Juga: Dikonfirmasi oleh BELIFT LAB, Boyband ENHYPEN Ditargetkan Debut pada November Mendatang

"Untuk halte itu diperkirakan sejauh ini ya, per hari ini Rp 65 miliar. Angkanya cukup besar ini bukan angka yang kecil, dan bisa dibilang ini halte terbaik di Indonesia yang rusak ini. Kalau terbaru itu ini satu di Bundaran HI dan di Tosari. Kita akan segera kembalikan supaya bisa berfungsi lagi dengan baik," ujar Anies.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x