PR TASIKMALAYA - Polisi di Thailand menindak ribuan pengunjuk rasa yang dipimpin mahasiswa yang menggelar demo pada Jumat, 16 Oktober 2020.
Para pengunjuk rasa berkumpul di tengah hujan yang deras untuk tuntutan mereka, yakni meminta Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mudur dari jabatannya, lalu konstitusi diubah dan monarki negara menjalani reformasi.
Dalam situasi darurat tersebut, Prayuth Chan-ocha menolak seruan pengunduran dirinya.
Baca Juga: Napoleon akan Ungkap Pihak yang Terlibat dengan Kasus Djoko Tjandra, Polri: Kita Dengar Saja Nanti
Itu adalah hari kedua mereka menentang perintah untuk tidak berkumpul, yang diberlakukan setelah beberapa pengunjuk rasa mencemooh iring-iringan mobil kerajaan, perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Thailand.
Polisi menggunakan meriam air dan menyerang kerumunan.
Wartawan yang terkena air mengatakan hal itu menyebabkan sensasi menyengat dan diwarnai biru.
Polisi tampaknya telah mengambil kendali atas lokasi unjuk rasa, dan sebagian besar kerumunan mundur ke jalan menuju Universitas Chulalongkorn di dekatnya, di mana beberapa penyelenggara menyarankan mereka untuk berlindung.
Baca Juga: Pilpres AS Memanas, Trump: Jika Biden Menang, Saya Tinggalkan Amerika