PR TASIKMALAYA – Puluhan ribu orang berkumpul di Minsk ibukota Belarusia, untuk menuntut pengunduran diri Presiden Alexander Lukashenko.
Tuntutan tersebut terkait dengan hasil pemilihan ulang pada 9 Agustus 2020 yang memenangkan Lukashenko, yang menurut otoritas terkait telah mengamankan sekitar 80 persen suara.
Selain itu, karena Lukashenko telah memimpin Belarusia dengan cara otoriter.
Baca Juga: Delegasi Israel Terbang ke Bahrain, Menteri Keuangan AS Turut Mendampingi
Meskipun ada ancaman penembakan dengan senjata api, puluhan ribu orang Belarusia tetap melakukan aksinya.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, jumlah pengunjuk rasa sekitar 30.000 orang.
Sekitar 50 orang telah ditangkap polisi dan di beberapa kota terjadi gangguan sinyal seluler.
Baca Juga: Destinasi Wisata Baru Pacitan, Museum Galeri SBY-Ani masih Tahap Pembangunan
Selain itu, polisi juga mengatakan telah mendengar ledakan bom setrum di dekat demonstran.
Seorang pejabat senior kepolisian Belarusia mengatakan bahwa kepolisian mempunyai hak untuk menggunakan senjata api terhadap demonstran.