Waspada! BNPB: Tiga Provinsi Berpotensi Tinggi Bencana Hidrometeorologi

- 19 Oktober 2020, 10:47 WIB
Ilustrasi curah hujan tinggi akibat fenomena La Nina yang menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
Ilustrasi curah hujan tinggi akibat fenomena La Nina yang menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. /Foto: Pixabay/j_lloa

PR TASIKMALAYA - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Raditya Jati meminta masyarakat waspada.

Raditya mengimbau, masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bencana hidrometeorologi yang akan terjadi di tiga provinsi.

Potensi Hujan lebat masih akan terjadi dan bisa menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang.

Baca Juga: Mau Masuk Pasar Eropa? Ikuti Pogram Pendampingan Pemerintah, Simak Caranya Disini!

Raditya mengungkapkan tiga provinsi yang berpotensi tinggi terjadinya bencana hidrometeorologi adalah Bengkuli, Sumatera Selatan, dan Lampung.

"Berdasarkan informasi potensi dampak hujan lebat, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat tiga provinsi tersebut dengan status siaga.

"Prakiraan tersebut berlaku pada analisis cuaca pada 18 Oktober 2020, pukul 08.00 WIB, sampai dengan 19 Oktober 2020, pukul 07.00 WIB," tutur Raditya.

Baca Juga: Sempat Tak Percaya Corona, Influencer Kebugaran Meninggal akibat Covid-19

Untuk provinsi lain, BNPB merilis status waspada diantaranya provinsi Aceh, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat.

Lalu, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua.

Pada bulan ini, beberapa wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan antara lain pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampung, Banten.

Baca Juga: Usai Ditutup Tujuh Bulan, Arab Saudi Resmi Buka Masjidil Haram

Sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan.

Lalu, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

Fenomena La Nina akan terjadi di wilayah nusantara, salah satu dampak yang ditimbulkan adalah curah hujan yang tinggi sehingga menimbulkan hidrometeorologi.

Baca Juga: Diserang Joe Biden di North Carolina, Donald Trump Pilih Kunjungi Gereja

BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah untuk tetap waspada terhadap fenomena dan dampak yang akan terjadi dari fenomena La Nina tersebut.

"BMKG menganalisis berdasarkan catatan historis menunjukkan La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40% di atas normalnya," sambungnya.

Namun, dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. BMKG merilis, pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera.

Baca Juga: Tak Punya Aturan yang Jelas, Organda Minta Ontang-anting Ditertibkan

BMKG merilis pada bulan Oktober-November peningkatan curah hujan akibat La Nina akan terjadi diseluruh Indonesia kecuali Sumatera, hal tersebut menandakan fenomena La Nina tidak akan seragam di seluruh wilayah Indonesia.

Pada Desember 2020 sampai Februari 2021 wilayah Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua akan mengalami peningkatan curah hujan sebagai dampak fenomena La Nina.

"Pada Oktober ini beberapa zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim hujan, di antaranya peningkatan curah hujan seiring dengan awal musim hujan disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina," pungkasnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x