Waspadai La Nina yang Berkembang di Samudra Pasifik! Bisa Berdampak ke Indonesia

- 3 Oktober 2020, 13:39 WIB
Ilustrasi La Nina.*
Ilustrasi La Nina.* //Antara/BMKG/

PR TASIKMALAYA – Iklim La Nina saat ini terpantau di Samudra Pasifik Ekuator, dan diperkirakan akan menjadi intensitas moderate hingga akhir 2020.

Oleh karena itu, diperlukan kewaspadaan yang diduga hal ini akan berdampak pada wilayah Indonesia.

“Dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada Oktober-November, peningkatan curah bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera,” ujar Herizal selaku Deputi Bidang Klimatologi Badan meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Baca Juga: Mengejutkan! Kurang dari Sehari, MV Blackpink ‘Lovesick Girls’ Tembus 53 Juta Viewers di Youtube

Berdasarkan pengamatan hingga akhir September 2020, anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa anomali iklim La Nina saat ini sedang berkembang.

Berdasarkan Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan bahwa, suhu permukaan laut di wilayah pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomaly, telah melewati angka minus 0,5 derajat Celcius. Nilai tersebut berada di ambang batas kategori La Nina.

Selain itu, perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut masing-masing adalah minus 0,6 derajat celcius, yang terjadi antara Agustus dan minus 0,9 derajat Celcius pada September 2020.

Baca Juga: Banyak Akun yang Berharap Donald Trump Meninggal, Twitter dengan Tegas Siap Beri Sanksi

Berdasarkan keterangan BMKG dan layanan iklim lainnya, seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), dan JMA (Jepang) memperkirakan La Nina akan dimulai pada bulan Januari-Februari, dan berakhir pada Maret-April 2021.

Berdasarkan data sebelumnya, La Nina dapat menjadi faktor terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya.

Diperkirakan pada Desember hingga Februari 2021, akan terjadi peningkatan curah hujan akibat la Nina yang dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua.

Selain itu, pada bulan Oktober zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim penghujan, seperti di timur Aceh, sebagian wilayah Jawa Barat, sebagian wilayah Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur.

Baca Juga: Banyak Akun yang Berharap Donald Trump Meninggal, Twitter dengan Tegas Siap Beri Sanksi

Selanjutnya, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara, dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

Terjadinya peningkatan curah hujan diiringi dengan awal musim hujan, yang disertai dengan peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina, yang berpotensi menjadi pemicu terjadinya bencana hidrometeorologis seperti banjir dan tanah longsor.

Oleh karena itu, diharapkan para pemangku kepentingan dapat lebih optimal dalam melakukan pengelolaan tata air yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, seperti menyiapkan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air yang berlebih.

Baca Juga: Akan Berakhir di Penghujung Musim 2021, Honda Putuskan Berhenti Jadi Pemasok Mesin Formula 1  

BMKG mengimbau masyarakat agar selalu memperbaharui perkembangan informasi yang diberikan oleh BMKG, dengan memanfaatkan kanal media sosial infoBMKG, atau langsung menghubungi BMKG terdekat.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah