Intensitas Curah Hujan Cukup Tinggi, Akses Jalan Desa Puteran Tertutup Longsoran

- 9 April 2020, 12:00 WIB
Jalan utama penghubung antara Desa Puteran dan Desa Guranteng Kecamatan Pageurageung Kabupaten Tasikmalaya tertutup material longsoran dan merusak area pertanian warga, kemarin.*
Jalan utama penghubung antara Desa Puteran dan Desa Guranteng Kecamatan Pageurageung Kabupaten Tasikmalaya tertutup material longsoran dan merusak area pertanian warga, kemarin.* //KP/ ARIS MF

PIKIRAN RAKYAT - Intensitas curah hujan cukup tinggi mengakibatkan longsoran tanah yang menutupi akses jalan warga di Desa Puteran, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya.

Jalan tersebut merupakan jalan utama penghubung antara Desa Puteran dan Desa Guranteng. Kini material longsoran selain menutupi badan jalan, juga merusak area pertanian warga.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, peritstiwa longsor itu terjadi dua kali pada Rabu 8 April 2020.

Baca Juga: Geser AS, Spanyol Tempati Urutan Pertama Jumlah Kematian Covid-19 Terbanyak di Dunia

Longsor terjadi diduga akibat hujan dengan intensitas tinggi berlangsung cukup lama di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, khususnya di Kecamatan Pagerageung.

"Sehingga menyebabkan tebing di bahu jalan longsor hingga menutupi akses jalan desa," jelas Irwan, Kamis 9 April 2020.

Menurutnya, akibat kejadian itu, ruas jalan penghubung antara Desa Puteran dan Desa Guranteng tertutup material longsoran.

Baca Juga: Benarkah Air Dingin Sebabkan Kram saat Menstruasi? Simak Penjelasan Pakar Kesehatan

Meski demikian, akses warga tidak terisolasi lantaran masih terdapat jalan alternatif menuju Desa Puteran ke Desa Guranteng atau pun sebaliknya.

Selain menutup jalan, material longsoran juga menimpa sawah warga. Sedikitnya, lahan sawah seluas 650 bata atau 0,9 hektare tertimpa material longsoran.

"BPBD telah berkoordinasi dengan aparat setempat untuk melakukan penutupan jalan dan mengalihkan kendaraan yang hendak melintas. Sebab, saat ini material longsor tak bisa langsung dibersihkan," tuturnya.

Baca Juga: Ditemukan 73 Berstatus OTG, Pemkot Tasikmalaya Minta Masyarakat Lebih Waspada Covid-19

Dikatakan dia, kondisi tanah yang labil cenderung masih terjadi pergerakan tanah. Dengan demikian, di wilayah itu berpotensi terjadinya longsor susulan. Proses penanganan akan dilakukan hingga kondisi tanah benar-benar stabil.

"Nanti kalau sudah tidak bergerak, kita koordinasi dengan PUPR untuk pembersihan menggunakan alat berat," ungkapnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x