PR TASIKMALAYA - Honda memutuskan tidak akan melanjutkan kiprahnya sebagai pemasok mesin di Formula 1 pada Jumat 2 Oktober 2020.
Hal itu akan berakhir di penghujung musim 2021 hingga menyisakan tiga pabrikan saja, yaitu Mercedes, Ferrari, dan Renault, dan belum ada tanda-tanda pendatang baru.
Stefano Domenicali bakal memiliki sejumlah pertanyaan fundamental yang harus dijawab ketika ia mengepalai Formula 1 mulai tahun depan, yang menjadi tahun terakhir Honda di ajang balap jet darat itu.
Baca Juga: Donald Trump dan Istrinya Positif Covid-19, Bursa Efek New York Dibuka Jatuh Merosot
Pabrikan telah datang dan pergi dalam 70 tahun sejarah F1. Honda menjual timnya dan mundur sebagai konstruktor pada 2008 setelah mengalami krisis finansial global.
Kali ini, alasan pabrikan Jepang itu adalah untuk fokus ke teknologi emisi nol seperti sel bahan bakar dan baterai mobil listrik.
"Formula 1 sekarang beresiko menjadi sedikit tidak relevan untuk pabrikan mobil, khususnya pabrikan mobil yang belum tertarik kepada olahraga ini,” kata mantan engine head Cosworth F1 Mark Gallagher
Baca Juga: Rela Melepaskan Gelarnya, Mike Tyson: Jika Ada yang Pecahkan Rekor, Saya Menghormatinya
Dia menjelaskan karena dunia kendaraan berubah lebih cepat daripada yang orang perkirakan lima tahun lalu.
"Saya rasa langkah Honda, sementara mengejutkan, sepenuhnya sesuai dengan apa yang kami lihat terjadi di seluruh dunia," tambah mantan marketing executive tim Jordan, Jaguar, dan Red Bull itu.
"Bagi Formula 1 hal itu menimbulkan sejumlah pertanyaan cukup fundamental tentang apa yang akan mereka lakukan pada tiga atau empat tahun ke depan."tambahnya.
Sementara itu, balap mobil listrik Formula E ramai diikuti sepuluh pabrikan musim ini, termasuk empat raksasa Jerman; Audi, BMW, Mercedes, dan Porsche.
Baca Juga: Sebelumnya Desak BPJS, Kini Luhut Binsar Desak BPPT untuk Percepat Produksi Alat PCR Dan Rapid test
Biaya yang dibutuhkan di Formula E juga jauh lebih rendah ketimbang F1, ditambah kontrak ekslusif berdurasi 25 tahun di ajang balap mobil listrik kursi tungggal satu-satunya yang diakui FIA.
Penggagas Formula E Alejandro Agag mengatakan bahwa di saat balap mesin pembakaran masih memiliki masa depan, elektrifikasi merupakan tren yang tidak bisa dihentikan.
"Hal seperti pandemi covid-19 sebenarnya telah mengakselerasi proses itu karena keseluruhan komunitas bisnis sedang membicarakan fakta bahwa dunia pasca covid-19 harus menjadi tempat yang lebih hijau," kata Gallagher.
"Formula 1 mendapati dirinya dalam posisi yang sedikit tidak menyenangkan karena terikat dengan teknologi berbasis bahan bakar fosil di saat seluruh dunia bergerak ke arah yang berbeda," lanjutnya.