Arifin mengatakan kerugian perusahaan minyak negara tersebut belakangan banyak dikaitkan dengan kebijakan tidak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) meski harga minyak mentah dunia mengalami penurunan.
Namun dalam pertimbangannya, ia tidak mau menumbalkan Pertamina dengan menurunkan harga.
Hal itu semata-mata dikarenakan adanya penurunan permintaan BBM serta melemahnya nilai tukar rupiah di kuartal kedua kemarin.
“Ya memang kita ketahui minyak turun, kurs juga terguncang. Walaupun harga minyak tidak turun, konsumsi tidak seperti semula,” ujanya, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Warta Ekonomi dengan judul Pertamina Buntung, Menteri Jokowi: Masih Bisa Dimaklumi.
Baca Juga: Pertamina Merugi, Pakar Politik Sarankan Ahok Pulang Kampung ke Belitung
Sebagian orang juga mengatakan bahwa kerugian yang dialami Pertamina justru dikarenakan pengelolaannya yang salah.
Tak ayal, Ahok pun kini menjadi bahan sorotan publik dan banyak netizen yang meyerangnya.
Namun ada hal-hal yang menjadi faktor kerugian Pertamina yang disebutkan oleh Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini.
Faktor itu di antaranya, karena adanya penurunan permintaan pasar. Kemudian, nilai tukar rupiah juga menjadi faktor lainnya.
Baca Juga: Trailer Game 'COD Black Ops: Cold War' Dilarang Tayang di Tiongkok