PR TASIKMALAYA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyouno menanggapi soal kerugian yang dialami PT Permina (Persero).
Dikutip dari RRI, Pertamina tercatat mengalami kerugian hampir Rp 11,33 triliun pada Semester I 2020, Arief pun merasa aneh.
Arief menilai, kerugian perusahaan berplat merah itu dirasa aneh, sebab tak memiliki pesaing berat di dalam negeri.
Baca Juga: Tak Berharap Lebih, PSG Siap 'Sambut' Kedatangan Lionel Messi
"Aneh juga para komisaris dan direksi pertamina ya tidak duduk santai ngawasi perusahaan yang engga ada saingannya dan monopoli, engga nurunin harga BBM saat harga crude oil rendah akibat Covid-19 kok bisa rugi ya," kata Arief.
Ia menyebut jika kualitas komisaris dan direksi di Pertamina masih di bawah standar dalam mengelola perusahaan minyak tersebut.
"Nah Pak Joko Widodo kalau miss management Pertamina dibiarkan akibat dikelola oleh manajemen yang tidak punya kapasitas sebagai world class manajement, maka dipastikan Pertamina nanti akan memberatkan APBN loh dan ngajuin PMN ke pemerintah," lanjutnya.
Baca Juga: Sambut Ganesh Chaturthi 2020, Gambar Dewa Ganesha Diukir di Lahan Pertanian
Ketua Umum Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini juga menduga kerugian yang dialami Pertamina terjadi akibat forward trading import crude dan BBM yang salah prediksi.
"Banyak negara negara importir minyak didunia seperti China, Eropa menurun pertumbuhan ekonomi yang berimbas pada turunnya permintaan minyak dunia yang berpengaruh pada harga minyak dunia," jelasnya.