Network
PR TASIKMALAYA - Pengamat politik, Ferdinand Hutahaean berkomentar soal temuan bahan peledak di bekas markas FPI di Petamburan oleh Densus 88.
Ferdinand Hutahaean mengapresiasi usaha Densus 88 atas temuannya dalam penggeledahan di bekas markas FPI di Petamburan.
Menurut Ferdinand Hutahaean, jika FPI terlibat secara organisasi dalam tindak pidana terorisme, situasi Habib Rizieq Shihab (HRS) semakin berat.
Baca Juga: Fadli Zon Trending di Twitter, Begini Rekam Jejak Politiknya!
"Seru ini kalau FPI secara organisasi terlibat dalam tindak pidana terorisme," cuit Ferdinand Hutahaean dikutip Tasikmalaya.Pikiran-Rakyat.com dari Twitter pada, 27 April 2021.
"Rizieq Shihab akan menghadapi situasi lebih berat lagi," cuit Ferdinand Hutahaean.
Saat ini Rizieq Shihab sedang menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur atas kasus kerumunan dan tes swab RS Ummi, Bogor.
Baca Juga: Resmi Bercerai dan Menjadi Single Parents, Aura Kasih: Semuanya Harus Dimulai dengan Bismillah
Jaksa Penuntut Umum (JPU) sudah mengajukan saksi-saksi terkait kasus tersebut.
Persidangan Rizieq Shihab tersebut berlangsung alot sehingga Ketua Majelis Hakim, Suparman Nyompa sering mengingatkan JPU dan Rizieq Shihab untuk tenang.
Sementara itu, bahan peledak yang ditemukan oleh Densus 88 tersebut antara lain, triacetone triperoxide (TATP), aseton, dan nitrat.
Baca Juga: Sudah Nonton You Are My Hero? Ini Loh 5 Alasan Kenapa Kamu Wajib Nonton Dracin Ini!
Temuan Densus 88 ini menjadi petunjuk apakah FPI terlibat tindak pidana terorisme atau tidak.
Sebelumnya masyarakat juga digegerkan dengan temuan senjata api di daerah Depok.
Dalam temuan tersebut, tertulis FPI Munarman.
Temuan bahan peledak di Petamburan tersebut mirip dengan penemuan Densus 88 dengan penggerebekan dugaan teroris di Bekasi dan Condet.
Baca Juga: Singgung Polemik di Papua, Moeldoko: Tidak Gunakan Lagi Istilah KKB, Tetapi Teroris
Sebelum ditemukan bahan-bahan peledak, Densus 88 terlebih dahulu menangkap Munarman.
Munarman ditangkap Densus 88 pada Selasa, 27 April 2021 pukul 15.30 WIB di kediamannya di Tangerang.
Munarman langsung dibawa petugas Densus 88 dengan kemeja putih dan tidak sempat memakai sandal.
Setibanya di Polda Metro Jaya, Munarman tampak ditutup mata dan diborgol, seperti layaknya penangkapan teroris.
Baca Juga: Menggugat Sejak Desember, Aura Kasih Akhirnya Resmi Bercerai dengan Eryck Amaral
Munarman juga sempat diwawancara oleh Najwa Shihab terkait keterlibatannya dalam kegiatan baiat di Makassar.
Pada saat itu, Munarman menjadi pembicara sebuah seminar yang bertemakan geopolitik dan geostrategi.
Munarman mewanti-wanti para kader FPI untuk berhati-hati dengan website-website buatan intelijen.
Menurut pengakuan Munarman, keesokan harinya dia diajak pengurus FPI di sebuah acara.
Baca Juga: Reza Aditya Laporkan Ayah Tiri Ke Polisi, Sebut Adanya Pemukulan dan Ancaman Pembunuhan kepada Ibunya
Munarman pikir kegiatan itu sama. Namun, ternyata ada kegiatan baiat.
Diketahui, Munarman terlibat baiat di tiga tempat, yaitu Makassar, Medan, dan UIN Jakarta.
Sebagaimana dilansir Tasikmalaya.Pikiran-Rakyat.com dari Antara, saat ini Munarman sedang ditahan di Polda Metro Jaya.
Penangkapan Munarman tersebut didasari adanya dugaan menggerakkan orang lain untuk berbuat aksi terorisme.
Baca Juga: Akui Sangat Suka Keju Aroma Milik Rachel Vennya, Nagita Slavina Bikin Ratusan Camilan Favoritnya
Juga bermufakat jahat untuk melakukan aksi terorisme dan menyembunyikan informasi tentang tindak pidana terorisme.***
