MUI Kecam Pernyataaan Presiden Perancis soal Islamofobia

26 Oktober 2020, 21:47 WIB
Emmanuel Macron /france24.com/

PR TASIKMALAYA - Peryataan kontroversial yang terlontar dari Presiden Perancis, Emmanuel Macron terkait Islam, sangat bahaya untuk keberadaan umat Islam.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi.

Sebelumnya, Macron sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial dan dianggap menyinggung umat Islam, karena mengatakan kejahatan terorisme Islam harus ditindak tegas.

Baca Juga: Hadapi Tren Global, Indonesia Optimalkan Sumber Daya Alam

Pernyataan Macron dilatarbelakangi kasus pemenggalan Samuel Paty, seorang guru yang dibunuh setelah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada para muridnya.

Pernyataan Macron secara tak langsung telah mendukung gerakan Islamphobia di Eropa saat ini.

Menurutnya, tak aneh para pemimpin negara-negara Islam bereaksi keras atas sikap Macron dan meminta untuk menarik pernyataannya.

Baca Juga: Megawati Diusulkan Jadi Pahlawan Demokrasi, Direktur Kepahlawanan: Ada Syarat Khusus

"Macron harus belajar banyak tentang toleransi beragama, terutama Islam," kata Muhyiddin dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari RRI.

Ia mengatakan, Macron seharusnya belajar dari negara-negara lain yang menghargai keberadaan umat Islam.

“Padahal, Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian. Seyogyanya belajar banyak dari koleganya di Jerman, Angela Merkel, yang cukup dewasa dalam bersikap dan menghargai perbedaan sudut pandang di negara yang sangat heterogen," lanjutnya.

Baca Juga: Kelanjutan Kasus Korupsi E-KTP, Hadirkan Dua Saksi dan 4 Tersangka Baru

Untuk itu, Muhyiddin menyarankan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memanggil Duta Besar Perancis untuk Indonesia guna meminta klarifikasi perihal pernyataan kontroversial yang terlontar dari Presiden Emmanuel Macron terkait Islam.

"MUI minta kepada Menlu agar segera memanggil Dubes Prancis untuk Indonesia guna mendapatkan klarifikasi dan penjelasan komprehensif terkait sikap pernyataan Presiden Macron," tegasnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler